Broker Properti: Apakah Masih Dianggap Pekerjaan Menguntungkan?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mendapatkan komisi yang banyak tentu menjadi dambaan setiap orang. Apalagi dalam sekali transaksi. Nggak salah, banyak orang memilih bekerja sebagai broker properti.
Tren profesi sebagai broker properti ini memang sedang hits di anak muda. Broker properti. Tugas broker adalah menghubungkan pemilik properti dan pembeli. Tidak sebatas penjualan, sistem sewa pun banyak menggunakan broker ini. Yang menjadi pokok pentingnya adalah menjadi agen properti memang minim permodalan atau malah tak mengeluarkan modal apapun. Mereka hanya bertugas mempertemukan pembeli dan pemilik properti.
Kira-kira, berapa komisi yang mereka dapatkan?
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 33/M-DAG/PER/8/2008 tentang Perusahaan Perantara Perdagangan Properti yang menetapkan besaran komisi untuk perseorangan broker properti minimal dua persen dari nilai transaksi. Berikut ini standar komisi yang digunakan, dibuat berdasarkan dua jenis transaksi.
Untuk transaksi jual beli:
Nilai transaksi dibawah satu milyar rupiah adalah tiga persen.
Nilai transaksi antara satu sampai tiga milyar rupiah adalah dua setengah persen.
Nilai transaksi diatas tiga milyar rupiah adalah dua persen
Sedangkan untuk transaksi sewa menyewa:
Lima persen dari nilai transaksi sewa.
Editor’s picks
Waah, besar juga ya guys komisinya. Pantas saja jika profesi broker ini semakin diminati.
Namun jika rupiah melemah, bagaimana nasib para broker properti ini?
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, tahun 2015 merupakan titik terendah pasar properti. Selain karena nilai tukar rupiah yang anjlok, pemicu utamanya adalah harga properti yang tinggi dan pasar yang sudah jenuh.
Sejak 2013 sudah ada tanda-tanda perlambatan penjualan pada sektor properti. Sedangkan sepanjang 2014 tercatat terjadi penurunan penjualan perumahan sepanjang tahun sebesar minus 72 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menandakan para broker properti ini sedang 'lesu' dalam menghadapi penurunan jumlah penjualan properti. Karena berdampak dengan pemasukan pendapatan mereka.
Akan setelah tahun 2015, bisnis properti kembali signignifikan seiring juga dengan meningkatnya broker properti?