Potret Kehidupan Para Pekerja di Jepang, Ironis dan Mengiris
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Masyarakat Jepang dikenal sebagai orang-orang dengan etos kerja yang tinggi. Mereka berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan dan apapun yang dilakukannya. Gak heran, kehidupan di Jepang memang bagaikan kereta Shinkansen yang melaju begitu cepat. Hal ini tentunya membentuk masyarakat Jepang sebagai masyarakat dengan daya saing yang ketat.
Demi tetap bisa bertahan hidup, orang-orang Jepang bekerja siang-malam. Seolah tak ada waktu untuk beristirahat. David Tesinsky, seorang fotografer, memotret kehidupan para pekerja yang ironis saat ia berkunjung ke Jepang beberapa waktu yang lalu.
1. Hingga dini hari, jalanan tetap ramai lalu-lalang mereka yang berseragam necis pulang dari kantor
2. Subway selalu penuh sesak tiap waktu, mengantar orang-orang dengan kesibukannya masing-masing
3. Tak ada sapa, apalagi tawa, sekalipun berada dalam tempat yang sama
4. Wajah-wajah kelelahan bertemu dalam sendu
5. Orang-orang Jepang sibuk dengan pekerjaannya, bahkan banyak yang memutuskan untuk tidak berpacaran apalagi menikah.
Baca Juga: 7 Alasan Kamu Harus Keluar dari Pekerjaanmu Meski Sangat Menyukainya
6. Gang-gang sempit menjadi pilihan untuk sekedar melepaskan penat sembari minum sampai malam
Editor’s picks
7. Walau bekerja siang-malam, seringkali mereka tak mampu membayar taksi untuk mengantar pulang dalam kondisi mabuk parah. Jalanan menjadi sahabat ternyaman.
8. Sebagian menghabiskan malam dengan bercumbu dengan mesin permainan
9. Tembok yang dingin menjadi tempat bersandar
10. Mereka tak malu lagi tertidur di mana pun mereka bisa
11. Bahkan ketika makan malam di restoran
12. Ironis ya, kita diburu mengejar waktu tetapi justru tak punya waktu untuk diri kita sendiri
Hidup memang keras, tak mudah dijalani tapi selalu ada cara bertahan hidup bagi mereka yang mau berjuang. Apa yang kamu rasakan saat melihat foto-foto David Tesinsky ini?
Baca Juga: Jangan Menyerah, Ini 6 Alasan Kamu Harus Bekerja Keras di Usia 20-an