Mengapa Kamu Harus Belajar Bahasa Asing (Selain Bahasa Inggris) di Usia Muda

Mempelajari bahasa asing memiliki sederet keuntungan melebihi bahasa itu sendiri

Hati ini terasa senang. Akhirnya tugas yang diberikan guru berambut pirang itu selesai juga. Buku, kamus, lembaran kertas latihan sudah tersusun rapi dan siap untuk kubawa. Kulirik jam, kursus baru akan dimulai 2 jam lagi namun aku sudah sangat bersemangat untuk mempelajari hal baru lagi hari ini. Hal baru apa? Ya, bahasa asing. Sesuatu yang mungkin belum terlalu diminati oleh banyak orang karena sederet alasan: susah, tidak ada waktu, ribet, biayanya mahal, dan alasan klasik yang paling sering kudengar dari lingkungan sekitar; bahasa Inggris sudah cukup kan itu bahasa yang digunakan banyak orang jadi untuk apa belajar bahasa lain?

Tak bermaksud sombong tetapi aku bersyukur telah mencicipi banyak bahasa asing sejak di bangku sekolah. Memang belum fasih dan masih jauh dari sempurna mendekati penutur asli namun setidaknya aku sudah sedikit banyak mengetahui seperti apa rupa sebuah bahasa di luar bahasa Inggris. Sejak Sekolah Menengah Pertama aku telah mempelajari bahasa Mandarin, mengikuti klub bahasa Jepang, sempat mempelajari bahasa Jerman dan karena aku mengambil jurusan Hubungan Internasional di bangku universitas aku berambisi ingin menambah belajar bahaasa lain: bahasa Prancis dan Rusia. Sampai-sampai keluarga sendiri mengingatkan jangan terlalu banyak belajar.

Nanti saking asiknya belajar kamu tidak punya teman. Dan aku membuktikan hal itu sepenuhnya salah. Karena belajar bahasa asing di usia muda terasa dampaknya olehku saat ini, aku sangat percaya diri jika dihadapkan pada situasi dimana aku harus berhadapan dengan orang asing (foreigner). Apalagi ketika aku sempat merasakan bekerja sebagai freelance marketing di sebuah travel agent dimana aku merasakan sendiri menghadapi wisatawan mancanegara dengan kemauan dan karakter yang berbeda-beda. Di sinilah terasa betapa bahagianya aku karena senang mempelajari bahasa asing.

Jangan pernah ragu belajar bahasa asing, kawan. Belajar bahasa asing sesungguhnya akan membuka cakrawalamu. Bahasa asing akan mendorong pola pikirmu keluar dari zona nyaman karena ketika kamu berbicara atau menulis dalam sebuah bahasa selain bahasa ibu, maka cara kita memandang sesuatu akan terpola pada warga negara yang bahasanya kia pelajari. Kamu berbicara dengan orang Prancis, seketika cara berpikir kita akan mengikuti orang Prancis. Hal ini akan membawa keuntungan tersendiri karena selain menambah wawasan tentang suatu negara juga membuat kita belajar untuk memahami orang lain terutama yang berasal dari negara lain.

dm-player

Belajar bahasa asing tidak berarti mengurangi nasionalisme kepada negara sendiri. Ini juga alasan lain yang kerap kudengar dari orang lain ketika tahu aku gemar mempelajari beragam bahasa lain. Untuk apa? Indonesia itu negara besar harusnya juga orang luar negeri yang belajar bahasa kita bukan sebaliknya. Aku berpendapat sebaliknya. Dengan mempelajari bahasa asing lain diluar bahasa ibu, aku menjadi lebih bersyukur terlahir sebagai orang Indonesia. Selain alam Indonesia yang indah dan makanan yang rasanya belum ada yang mengalahkan, juga karena kemudahan bahasa Indonesia yang hakiki. Percayalah bahasa Indonesia itu mudah. Bahasa Indonesia tidak memiliki ragam tenses yang membingungkan dan kata-kata dalam bahasa Indonesia semuanya seragam tidak mempunyai jenis kelamin yang membuat kening berkerut atau kepala pening. Hah apa itu jenis kelamin? Hanya dapat terjawab setelah kamu mempelajari bahasa asing :)

Memudahkan kamu untuk bersosialisasi dengan masyarakat global. Poin ini sangat kurasakan karena aku mengenyam fakultas Hubungan Internasional dimana ada suatu waktu aku harus bertemu dengan perwakilan negara asing, menjalani kuliah umum yang kerap mendatangkan pembicara dari luar negeri, dan karena aku menggemari traveling juga sangat terasa ketika sedang mengeksplor tempat wisata lalu bertemu dengan wisatawan asing yang mengajukan sederet pertanyaan tentang negara kita tercinta Indonesia. Percayalah ini dapat menjadi kesempatan bagus untuk mempromosikan destinasi indah di Indonesia yang keindahannya sudah diakui dunia internasional.

Poin plus untuk melamar beasiswa atau bekerja di negara luar. Tidak selamanya kamu ingin terus berada dalam tempurung bukan? Tidak ada ruginya mempelajari bahasa asing untuk kelak memburu kesempatan beasiswa di luar negeri. Saat ini banyak sekali beasiswa yang ditawarkan oleh pemerintah asing kepada pelajar Indonesia dan biasanya salah satu syarat untuk memenuhi kualifikasi beasiswa terebut adalah kita harus menguasai bahasa negara yang kita incar untuk belajar disana. Kalau tidak tahu bahasa setempat bagaimana kamu akan bertahan hidup disana dan berkomunikasi dengan masyarakat lokal? Percayalah tidak semua penduduk negara dunia bersedia untuk berbicara bahasa Inggris. Tidak menutup kemungkinan setelah menyelesaikan pendidikan di luar negeri, kamu ditawarkan untuk berkarir atau bahkan mendapat izin tinggal di luar negeri.

Ketika masih muda, otak kita masih mudah menyerap segala hal. Nah ini yang tidak kalah penting khususnya untuk generasi millennial yang masih ragu atau malah malas belajar bahasa asing karena bermacam-macam alasan. Menurut Dr. David Freeman dan Dr. Yvonne Freeman, Professor of Bilingual Education dari Amerika Serikat semakin dini seseorang terpapar lebih dari satu bahasa, semakin cepat bahasa tersebut dapat dikuasai karena orang dengan usia muda memiliki kapasitas otak yang lebih cepat tanggap dan mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, belum banyak hal yang dipikirkan oleh generasi muda jadi tentu lebih mudah untuk mempelajari bahasa baru. Jadi tunggu apalagi? Yuk belajar bahasa asing dari sekarang mumpung masih muda :)

Erinintyani Shabrina Ramadhini Photo Writer Erinintyani Shabrina Ramadhini

Catch me with your knowledge.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya