#MahakaryaAyahIbu : Harapan Anak Rantau yang Sedang Berjuang

Aku, adalah manusia yang sedang berjuang menggapai kesusksesan.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Indonesia, tanah airku. Di sinilah aku dilahirkan oleh orangtua yang hebat. Orangtua yang selalu memberi arti semangat untuk menghadapi kehidupan yang jahat. Orangtua yang sudah memberikan kasih sayang yang tak bisa diukur dan digantikan oleh kasih sayang yang lain. Lantas dengan apa aku bisa membalasnya? Tak bisa! Aku tak akan pernah bisa untuk membalas semua yang telah mereka berikan untukku. Aku, anakmu Ayah dan Ibu. Anakmu yang belum bisa membahagiakanmu. Anakmu yang hanya bisa berusaha membuatmu bangga dengan secuil prestasiku.

Aku ingat dengan pesan ayahku ketika aku duduk di bangku SMA. Beliau menginginkan agar aku bisa kuliah, bisa meraih pendidikan yang tinggi tidak seperti dirinya yang hanya lulusan SD. Aku berpikir keras, bagaimana aku bisa kuliah? Biaya pendidikan sekarang amat mahal, sedangkan keluargaku adalah keluarga yang tak punya. Kehidupan kami sederhana. Ditambah lagi aku adalah anak kembar, jikalau aku harus kuliah, kembaranku pun pasti harus kuliah. Dan, berkat doa orang tua, akhirnya ada solusi untuk hal itu.

dm-player

Tuhan Maha Kuasa, Ia memberikan kesempatan aku dan kembaranku untuk bisa kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Semarang. Kami dapat kuliah dengan biaya gratis ditanggung pemerintah. Alhamduillah sekali, setidaknya keinginan ayahku untuk aku bisa kuliah bisa terwujud. Setidaknya, ada harapan agar kelak aku dapat merubah kehidupan keluargaku menjadi lebih baik. Setidaknya, aku bisa menikmati pendidikan yang amat penting untuk kehidupan dan masa depan.

Saat ini aku adalah seorang mahasiswa, tapi tak ingin hanya jadi mahasiswa. Aku ingin menjadi seorang yang sukses. Sukses untuk menggapai cita-citaku yaitu menjadi seorang dosen. Dosen yang benar-benar pantas sebagai seorang dosen, yaitu dosen yang berilmu tinggi dan mampu meyalurkan pengetahuannya dengan bijak dan tepat. Dan, dari sinilah karirku akan dimulai. Dari sinilah cita-citaku untuk menjadi dosen dapat aku capai tentunya dengan kerja keras, doa dan restu orang tua. Kelak, ketika aku sukses nanti, utama dan yang paling utama akan kupersembahkan mahakaryaku untuk ayah dan ibu. Mahakarya yang  tentu tidak bisa membalas semua jasa mereka, namun sedikit memberi senyum diwajah tuanya.

Mahakarya yang ingin aku berikan pertama kali adalah sederhana, yaitu dapat merenovasi rumah ayah dan ibu yang mulai rusak. Banyak dinding yang mulai retak, kayu atap mulai keropos, bahkan ada kayu yang pernah roboh, dan juga jendela sudah banyak yang bolong. Dengan merenovasinya, akan kubuat tempat tinggal yang nyaman. Tempat tinggal yang kokoh tak tertandingi. Sehingga tidak akan ada rasa khawatir dari ayah dan ibu karena rumah yang mau ambruk. Bahkan, akan kubuat rumah menjadi lebih besar, agar semua keluargaku bisa tinggal bersama dirumah ayah dan ibu yang kokoh tak tertandingi.

Kedua, aku ingin mengajak keuargaku jalan-jalan menggunakan mobil. Mungkin jalan-jalan bersama keluarga itu adalah hal yang sudah biasa. Tapi di keluargaku, itu amat sulit dilakukan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja kami kekurangan, bagaimana bisa untuk memikirkan jalan-jalan? Memang sederhana, tapi mungkin itu dapat memberi kenangan bersama keluarga yang menyenangkan.

Itulah sedikit mahakarya yang ingin kupersembahkan untuk ayah dan ibu tentunya akan kuberikan ketika aku sukses nanti. Ayah ibu, doakan anakmu agar kelak dapat memberi sedikit mahakarya itu.
Aku, adalah manusia. Manusia yang sedang berjuang menggapai kesusksesan.

Dini Agusmiati Photo Writer Dini Agusmiati

Mahasiswi Universitas Negeri Semarang. Suka novel dan makan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya