#MahakaryaAyahIbu: Jalani Hidup dengan Kerja Keras dan Syukur, Maka akan Kau Temukan Makna Hidup yang Sebenarnya

Masa depan hanya didapat bagi mereka yang bersyukur dan bekerja keras untuk hidup yang bermakna.

 

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Surya pagi menampakkan sinarnya. Menutup cahaya rembulan, merayap menembus celah kesunyian. Membangkitkan gairah kehidupan, para penghuni alam. Jejak langkah mulai terdengar, para pejuang kehidupan. Berbekal harapan, kerja keras, dan rasa syukur atas nikmat Tuhan semesta alam. Langkah mantap beriring oleh manusia yang yakin akan masa depan, karena hidup adalah masa depan, dan masa depan hanya didapat bagi mereka yang bersyukur dan bekerja keras untuk hidup yang bermakna.

Dan pagi itu mengingatkanku akan masa lalu. Saat aku  tinggal bersama ketiga saudaraku dan bapak ibuku, di rumah yang nyaman dan tenang. Rumah yang terbuat dari bambu dan kayu sebagai dinding. Beralaskan tanah nan dingin, sehingga kami tidak perlu susah-susah membersihkan dengan kain pel dan sabun pembersih lantai, seperti kebanyakan rumah saat ini.

Saat hujan turun, kami terbiasa menyiapkan baskom. Meletakkannnya dibeberapa sudut ruangan untuk menampung air hujan, yang memaksa masuk dari atap yang bolong. Namun kami menikmati masa itu, karena bapak dan ibu kami mengajarkan untuk selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan, dan selalu berusaha dan bekerja keras. Karena hidup adalah sebuah perjuangan panjang untuk mendapatkan apa yang diimpikan.

Setiap pagi, disaat matahari belum siap menampakkan diri. Bapak dan ibu kami sudah siap bergegas menuju ladang kecil, ditemani sebotol kopi panas. Tak lupa cangkul dan sabit yang merupakan alat andalan yang tak mungkin tertinggal. Dan ladang kecil itulah salah satu saksi bisu semua jerih payah dan kerja keras bapak dan ibuku setiap pagi sampai senja tiba.

dm-player

Bapak dan ibu kami pekerja keras sejati, semangatnya untuk memperjuangkan anak-anaknya kokoh tak tertandingi. Baginya selalu ada harapan untuk masa depan gemilang. Semua usaha dilakukan, tidak hanya berkiprah diladang, bapak dan ibu kami juga berupaya merintis usaha. Dengan berbekal skill yang dimiliki bapak, dia memberanikan diri merintis usaha pertukangan.

Sejak pagi buta bapak dan ibu kami pergi menuju ladang, saat matahari mulai terik mereka kembali pulang. Dan bapak tetap melanjutkan pekerjaan barunya sebagai tukang kayu. Begitu setiap hari, karena bapak ibu kami bertekad menyekolahkan anak-anaknya bahkan sampai perguruan tinggi, dan tidak terkecuali aku. Semangat Bapak dan Ibu yang tinggi  seakan turut menjalar dalam diriku.

Aku berjanji pada diriku untuk berjuang bersama meraih impian tertinggi. Kerja keras dan rasa syukur, dua hal itu yang menjadi bekalku menapaki langkah baru dikota perantauan mengantungkan mimpi dan mewujudkan harapan mereka yang terkasih.

Kumulai langkah baru, berjalan dengan penuh keyakinan dengan status sebagai mahasiswa. Yang berarti aku harus belajar lebih banyak, berpengalaman lebih banyak, sehingga aku memiliki cerita yang lebih banyak untuk diceritakan kepada orangtua, dengan harapan apa yang telah diperjuangkannya tidaklah sia-sia. Dan seperti janjiku bahwa aku akan turut berjuang bersama.

Aku berusaha mendapatkan penghasilan untuk membiayai kehidupan dan biaya kuliah, tanpa mengesampingkan kuliah yang merupakan tujuan utama. Menjadi mahasiswa berprestasi dan berpengalaman merupakan impianku saat itu dan sebuah impian tidak akan terwujud jika tanpa adanya tindakan nyata.

Dengan berusaha mencari pengalaman baik didalam maupun diluar kampus, turut serta dalam kegiatan sosial, sampai mencari penghasilan tambahan itulah usaha dan kerja kerasku seperti apa yang diajarkan bapak dan ibuku.   Dengan harapan mereka dapat tersenyum dan bangga saat berkata “Ini Anakku”.

Harapan dan impianku perlahan menjadi kenyataan, sampai saatnya tiba, akupun lulus dari program sarjana dengan predikat cumlaude dan menjadi salah satu mahasiswi terbaik. Dan setelah itu Tuhan memberikanku kesempatan untuk bersekolah kembali pada jenjang magister tanpa biaya. Semua pencapaian itu merupakan mahakarya yang berusaha kuukir dan ingin kupersembahkan kepada orang-orang yang tidak pernah lelah mengajarkan arti kerja keras dan rasa syukur. Karena kenikmatan hidup didapat dari kerja keras dan rasa syukur.

Luthfatun Nisa' Photo Writer Luthfatun Nisa'

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya