4 Cara Atasi Amukan Anak di Tempat Umum, Cobalah!

Anak menangis, berteriak histeris bahkan mengamuk di tempat umum? Jangan panik!

Saat berada di pusat perbelanjaan yang ramai, anak memaksa dibelikan mainan. Perlahan kamu berusaha membujuknya karena di rumah, ia sudah punya tiga buah mainan yang persis sama. Alih-alih menjadi tenang. Snak malah menangis dan berteriak membantah.  Pasti adik kamu seperti ini kan?

Balita sejak usia 1,5 tahun biasanya sudah mulai menyadari bahwa dirinya memiliki kehendak dan keinginan sendiri. Keterbatasan dalam menyampaikan keinginan itulah yang membuatnya cenderung bingung. Bingungnya balita biasanya ia salurkan dalam bentuk tangisan, jeritan, amukan bahkan mungkin pukulan.

Tugas orangtua adalah membantu anak menyampaikan perasaannya dengan cara yang benar. Saat buah hati menangis ataupun berteriak bahkan mengamuk di tempat umum, percayalah hampir semua orangtua pernah mengalaminya.

Berikut beberapa tips ampuh yang dapat membantumu mengatasi kebiasaan anak mengamuk di tempat umum.

1.      Bersikap Tenang.

Jika berada di tempat umum yang ramai, kemungkinan besar suara si kecil yang melengking menarik perhatian banyak orang. Yang harus kalian ingat, fokuslah pada anak, bukan pada pendapat orang lain di sekitar kamu saat itu. Berusahalah tenang dan tidak ikut panik.

Anak lebih cepat membaca sikap tubuh dan ucapan kamu. Sikap tenang membuatmu dapat berpikir jernih dan berbicara padanya dengan intonasi suara yang baik. Rasa tenang juga membuatmu tidak akan bertindak keliru yang justru akan membuat anak semakin histeris.

 

2.      Beri Kontak Fisik yang Nyaman.

dm-player

Ambil sikap tubuh lebih rendah agar tinggi badanmu setara dengan anak. Dengan wajah saling berhadapan dengan anak membuat kamu mudah menatap langsung matanya saat berbicara. Kamu bisa berlutut atau berjongkok di hadapannya. Mata memang jendela jiwa. Isyaratkan melalui pandangan mata bahwa walaupun tenang, kamu tegas. Peluklah tubuh mungilnya jika memang dirasa perlu. Biarkan ia menangis dalam pelukanmu sambil tepuk lembut punggungnya. Setelah ia lebih tenang, pegang tangannya dan mulailah berbicara perlahan.

 

3.      Buat Kesepakatan “Win-Win Solution”.

Walaupun ia masih balita bukan berarti ia tak bisa bekerja sama. Komunikasilah kuncinya. Katakan bahwa kamu tidak suka ia bersikap seperti itu. Katakan juga alasannya karena anak akan mudah memahami mengapa ia tidak boleh melakukan sesuatu jika ada alasan yang dapat ia terima. Tanyakan juga bagaimana ia ingin diperlakukan saat menghendaki sesuatu.

Jelaskan pada anak tidak semua keinginannya harus kamu penuhi karena kamu tahu apa yang terbaik untuknya. Ajarilah ia untuk menabung terlebih dahulu jika ingin membeli sesuatu. Hal ini akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam dirinya. Jika proses ini tidak mampu kamu lakukan di bawah puluhan pasang mata, ajaklah anak berbicara di tempat sepi atau tempat yang lebih nyaman.

 

4.      Konsisten Pada Kesepakatan.

Bagaimanapun anak itu cerdas. Termasuk anak kamu. Walaupun sudah ada kesepakatan win-win solution bukan berarti masalah selesai. Tak jarang anak akan mencari celah untuk “memaksa” kamu memenuhi keinginannya. Saat inilah kamu harus konsisten dan mengajaknya kembali pada kesepakatan awal. Bujuk rayunya bisa jadi dapat menggoyahkanmu. Jika saat itu datang, ingatlah bahwa sekali kamu tidak konsisten, ia akan kembali lagi pada kebiasaan lamanya.

Anak sangat mudah menyerap informasi dari sekitarnya. Tidak hanya dari apa yang ia dengar tapi juga apa yang ia lihat. Sebagai orang-orang terdekatnya, pastikan kita memberikan informasi yang baik dan berguna bagi tumbuh kembangnya. Jaga bicara dan sikap kita agar hanya hal-hal baiklah yang ia serap. Anak juga peniru ulung. Mari berperan sebagai orangtua yang memberi teladan yang baik bagi buah hati tercinta.

Maggie Ajie Photo Writer Maggie Ajie

Senang menulis :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya