Surat untuk Meredakan Kebencian dan Memaafkan Diri Sendiri

Hai kamu saudaraku,

Aku disini seseorang yang telah menyimpan amarah dan rasa cemburu berlebihan di dalam diri selama bertahun-tahun pada orang-orang yang tak aku sukai, terutama orang-orang yang telah melukaiku baik melalui sikap dan kata-kata tajamnya. Sebelum aku belajar memaafkan, hidupku sungguh tak tenang.

Setiap aku pergi ke suatu tempat, rasanya aku seperti tak kenal cara untuk menikmatinya bahkan jika aku bertemu dengan seseorang yang tak aku sukai. Aku pun tak menyukai tempat-tempat yang berhubungan dengan kenangan bersama orang-orang yang membuatku kesal. Penyakit marah dan cemburu itu setia menemaniku selama bertahun-tahun sambil bersorak-sorai karena aku yang selalu memanjakannya dan merawat mereka dengan ego dalam diriku, hingga akhirnya aku bertemu dengan maaf.

Baca juga: Surat Cinta untuk Kakak Perempuanku yang Akan Menikah

Sebelum menyadari dan mendalaminya, aku benar-benar merasa tenggelam dalam hidup yang tak penuh syukur. Aku berusaha untuk merasa lebih baik dengan pergi ke tempat dimana aku bisa belajar untuk merasa lebih baik. Tetapi, semua itu tak mempan karena memang sebenarnya hanya diriku sendiri yang mengerti dan harus mempelajari bagaimana memaafkan diriku, dan orang-orang disekitarku.

Memaafkan diri sendiri adalah hal yang paling penting sebelum memaafkan orang lain. Pada malam yang melelahkan itu, aku duduk untuk bermeditasi dalam gelap, merasakan angin berhembus pelahan masuk melewati jendela kamarku. Dia datang menenangkanku yang sedang mengalami kekacauan dalam pikiran melalui belaian-belaian lembutnya. Aku mulai mengatur napas sampai akhirnya aku masuk pada ingatan-ingatan yang membuatku sangat tak nyaman. Seakan-akan aku ingin berhenti bermeditasi dan pergi saja untuk bersenang-senang dengan orang yang aku suka. Tetapi, aku merasa harus tetap menghadapinya.

Semua ingatan buruk disakiti dan perasaan kesal muncul bahkan membuatku marah, namun aku mencoba untuk berkata pada diriku. Kamu adalah manusia yang penuh cinta dan kesabaran, kamu selalu bahagia dan senang bersyukur. Semua ingatan buruk yang muncul berkecamuk, aku lawan dengan kalimat-kalimat tersebut. Aku memaafkan kesalahan yang aku lakukan selama ini dan memaafkan orang-orang yang menyakitiku.

Setelah ku rasakan, memaafkan dengan tulus itu begitu indah. Belajar dari masa lalu dan  menghadapi kenyataan serta mencoba memaafkannya. Betapa tubuh dan perasaan ini menjadi ringan dan tanpa beban ketika aku memaafkan dan menerima keadaan tanpa merasa kesal dan tak menyalahkan.

Kirimkan permohonan maafmu dengan orang yang kamu benci selama ini. Tulislah pada sepucuk surat yang kamu tulis dengan tulisanmu sendiri dipenuhi ketulusan. Percayalah bahwa memaafkan itu sangat indah.

Baca juga: Belajar dari Kisah Cinta Rachel Vennya, Ikhlas Memaafkan Berujung Pada Pelaminan