5 Alasan Kenapa Pekerja Keras & Pintar Tak Menjamin Bisa Sukses
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Orang jaman dahulu mengatakan bahwa jika kamu bekerja keras, maka kamu akan sukses. Sekolah sampai jenjang tinggi adalah salah satu jalan untuk menggapai kesuksesan. Namun, hal ini ternyata menjadi tidak berlaku lagi di jaman sekarang yang serba inovatif dan canggih.
Oleh sebab itu, saat ini banyak orang pintar dan yang sudah bekerja keras saat ini belum bisa sukses. Kenapa ya kira-kira? Berikut ini adalah ulasannya, check it out!
1. Kamu tidak mau mengenal orang baru di lingkunganmu
Sederhana namun ternyata hal ini menjadi esensial ketika kamu memulai jenjang karir. Boleh akrab dengan satu atau dua orang di kantor tempat kamu bekerja, namun hal terpenting yang wajib kamu lakukan adalah saling mengenal satu sama lain antar rekan kerja, walaupun mereka tidak berkaitan langsung dengan kamu.
Ketika kamu hanya mengenal satu atau dua orang saja, maka perspektif mu akan terpaku pada satu atau dua orang itu saja. Sederhananya, cobalah mengenalkan dirimu kepada orang baru minimal satu kali dalam seminggu.
2. Kamu menolak untuk berubah
Berada di lingkungan yang sama untuk waktu yang lama membuat kamu kadang sulit beradaptasi dengan sesuatu yang baru. Nah, kabar baiknya adalah bahwa perubahan tersebut ternyata dapat menghadirkan peluang dan inovasi. Daripada kamu menolak perubahan, coba lihat bagaimana kamu dapat memaksimalkannya.
Mungkin kamu dapat memenuhi kebutuhan bisnis yang sedang berkembang atau melihat perspektif yang berbeda. Kamu dapat terbuka untuk konsep baru dan selalu timbul rasa penasaran dengan dunia di sekitar kamu.
3. Kamu tidak bersedia untuk mengambil resiko
Editor’s picks
Orang pintar seringkali memilih rute yang aman. Kamu mungkin mengikuti jalan yang sama dengan teman seperjuangan atau memilih karir karena dianggap dapat diterima oleh orang di sekitar kamu. Meskipun ini menjamin keamanan hidupmu, hal itu termasuk hal yang biasa-biasa saja.
Seringkali, orang-orang cerdas ingin melakukan sesuatu yang lain, tapi takut melakukannya. Sehingga, orang cerdas selalu berada di zona nyaman dan tidak pernah berkembang. Jika kamu saat ini memiliki ide yang ingin kamu realisasikan, ada dua pilihan, yakni tetap takut melakukannya dan menyesal di kemudian hari atau merealisasikannya walaupun beresiko besar?
4. Kamu tidak dapat berkomitemen pada sebuah keputusan
Menjadi pintar dan bekerja keras konon dapat membuka banyak pintu. Sayangnya, memiliki terlalu banyak pilihan sama saja membatasinya dengan memiliki sedikit pilihan. Kelimpahan pilihan membuat sulit untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Akibatnya, tergoda untuk melompat-lompat dan selalu melihat apa yang cocok untuk diri kamu sendiri.
Daripada kamu berganti-ganti pilihan, lebih baik kamu melakukan pengujian terlebih dahulu. Berbicara dengan orang lain dan melakukan penelitian sebelum membuat keputusan besar, sehingga kamu tahu apakah pilihan itu sesuai dengan kepribadian dan gaya hidup kamu sendiri.
5. Kamu tidak percaya pada dirimu sendiri
Anehnya, kamu bisa meremehkan kemampuan kamu sendiri. Kamu sering menyebabkan dirimu percaya bahwa kamu tidak dapat mencapai sebanyak mungkin. Kamu cenderung memiliki standar tinggi dalam hal pekerjaan dan kapan pun kamu mengerjakan proyek, kamu cenderung meneliti dan menebak-nebak hasil akhir.
Terkadang, hal ini sepertinya baik di awal, tapi seringkali hal ini lebih melemahkan daripada mendukungmu. Perfeksionisme dapat menghalangi kamu untuk maju ke depan dalam memulai suatu hal.
Nah, daripada membiarkan ketakutan terus menghampiri dirimu, coba pikirkan bagaimana kamu dapat mengubah hidupmu di tahun-tahun berikutnya. Hal apa sih yang bisa membuat kamu lebih dekat dengan kesuksesan?
Sukses bukan hanya dilihat dari nilai transkrip kuliahmu saja, sukses juga ditentukan bagaimana kamu mengontrol diri dan manajemen diri demi meraih kesuksesan!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.