Carilah Jati Diri Melalui Karya Tulismu, Jangan Hanya Ikutan Tren

[Millennial of the Month] Venita Beauty, Top Writers IDN Times Community

Sejak dirilis pada Februari 2017, IDN Times Community telah menjadi tempat berkarya anak-anak muda untuk menuangkan ide kreatif mereka melalui tulisan. Tidak sedikit dari mereka yang punya kisah inspiratif dalam menjalani aktivitas menulisnya. Kali ini IDN Times Community akan membagikan cerita seru dari salah satu top community writer. 

Menjadi seorang penulis bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi jika kamu ingin menghasilkan artikel yang berkualitas. Seperti yang dialami oleh perempuan berusia 24 tahun ini. Ialah Venita Beauty Dwi Aresa.

Sebagai karyawan sebuah perusahaan multiplatform di Surabaya, ia juga tercatat sebagai mahasiswi aktif semester 6 jurusan Sastra Inggris, kampus STIBA Satya Widya, Surabaya.

Meski waktunya dihabiskan untuk kuliah dan kerja, namun tidak ada alasan baginya untuk tidak menyalurkan hobi menulis. Menulis di IDN Times Community semata-mata bukan untuk mengejar views saja, melainkan juga menghasilkan artikel yang berkualitas. Di sanalah ia menemukan rasa puas dan bangga.

Lalu, gimana cara Venita bisa menghasilkan artikel berkualitas di tengah kesibukannya? Simak kisahnya berikut ini.

1. Awalnya menulis di IDN Times Community ini untuk eksplor tulisan dan iseng-iseng

Carilah Jati Diri Melalui Karya Tulismu, Jangan Hanya Ikutan TrenIDN Times/Alvita

Sebelum kerja di perusahaan yang ditekuninya sekarang, Venita adalah content writer di sebuah perusahaan media, Surabaya, yang menulis di kanal entertainment. Kebetulan Venita mendapat tugas untuk mengulas tentang Korea.

Selama empat tahun ia menulis tentang artikel itu, yang membuatnya merasa monoton. Padahal ia punya keinginan untuk mengulas artikel di kanal-kanal lain, mamun nyatanya tidak bisa ia lakukan.

Berawal dari situlah ia mengenal IDN Times Community. Sebelumnya, ia sering membaca berita-berita di IDN Times hingga akhirnya IDN Times buka platform menulis untuk umum.

"Aku pengen eksplor nulis lain seperti barat, Indonesia, tapi kan gak bisa di kantor sebelumnya. Akhirnya aku menemukan Community ini. Aku ingat banget tulisan pertamaku itu tentang Sherlock Holmes, film kesukaanku," kata perempuan kelahiran Juli 1994 ini.

Ya, sekitar bulan November 2016 lalu Venita bergabung di IDN Times Community. Tulisan pertama yang ia buat adalah tentang aktor utama film Sherlock Holmes tahun 1984-1994, yaitu Jeremy Brett. Butuh waktu dua hingga tiga harian artikel pertamanya itu di-publish di Community.

Ia mengaku iseng ketika mengirimkan tulisan pertamanya tersebut. Karena mendapat banyak respon dari para pembacanya, perempuan berkacamata ini justru makin bersemangat untuk membuat tulisan lagi. Sekitar Februari 2017, Venita kembali menulis artikel tentang romance.

"Aku menulis itu iseng-iseng aja, cuma nulis kalau sempat saja. Mulai rajin menulis waktu Community bikin even tentang '14 hari bercerita tentang Valentine', dengan nilai bonus 200 poin per artikel. Aku bikin lima artikel dapat 1000 poin. Terbitnya agak nunggu sih waktu itu. Mungkin karena ramai yang ikut even, jadi per artikel nunggu satu minggu untuk terbit," katanya sumringah.

Semenjak itu Venita jadi rajin menulis. Terlebih ia mendapatkan salary selama menulis di IDN Times Community. Pemasukan uang dari menulisnya ini dirasa cukup untuk menambah uang saku kuliah tiap bulannya. Makanya ia rajin menulis minimal 1 artikel atau lebih per Minggu. "Tiap bulan minimal saya dapat Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Lumayan buat nambah uang kuliah," terangnya.

Selain salary, ia banyak belajar tentang metode kerja media online yang memakai sistem berita terupdate 'siapa cepat dia dapat'. Sebab sejauh ini, ia cuma tahu berita menarik itu hanya ditemukan di media cetak saja.

"Tapi itu cuma sekadar buat pemahaman aja sih. Gak sampai aku terapkan. Soalnya kalau soal cepet-cepetan, aku banyak kalahnya," katanya sembari tertawa.

Ia juga mendapatkan banyak teman selama menulis di Community. Ia jadi kenal sama beberapa community writer yang mendadak add (Meminta pertemanan) Facebook Venita. Bersama community writer itulah ia jadi sharing banyak ilmu tentang menulis.

"Serunya, penulis community itu kan banyak, tersebar ke berbagai daerah. Nah, jadinya aku yang dulu introvert gak punya banyak teman, sekarang malah punya banyak teman chat dari luar pulau sampai daerah Sumatra dan Kalimantan," ujarnya.

2. Menulis itu harus selektif, apapun artikelnya harus rajin riset, cek dan ricek

Carilah Jati Diri Melalui Karya Tulismu, Jangan Hanya Ikutan TrenIDN Times/Alvita

dm-player

Venita termasuk penulis yang sangat selektif untuk menentukan ide tulisan. Bahkan profil di Community IDN Times ia anggap seperti newsfeed media sosial. Jadi ia hanya ingin update tentang artikel-artikel yang berkualitas di newsfeed Community-nya.

Ia tidak ingin orang lain berpikiran bahwa artikel yang ditulisnya berisi hal-hal yang tidak penting. Bahkan untuk artikel tentang Korea pun, ia harus melakukan banyak riset, searching, cek dan ricek.

"Sebelum bikin tulisan, kamu harus tahu dulu, apakah tema itu sudah dibahas oleh media lain atau belum, seberapa banyak media yang membahasnya, atau apa saja yang belum dibahas oleh media lain," katanya.

3. Haus kritikan adalah kunci bagi Venita untuk menghasilkan karya tulis yang berkualitas

Carilah Jati Diri Melalui Karya Tulismu, Jangan Hanya Ikutan TrenIDN Times/Alvita

Jika orang lain cenderung menghindari kritikan, Venita justru sebaliknya. Ia malah haus akan kritikan. Ia lebih suka mendapat feedback dari orang lain dan berdiskusi. Untuk itulah setiap artikel yang telah ia buat selalu dibagikan pada beberapa dosennya supaya dikritik.

Ia pernah dikritik dosennya soal sumber info yang dipakai untuk artikelnya. Termasuk masih banyaknya typo yang sering ia lakukan. Saran dosennya justru makin menguatkan Venita untuk menghasilkan artikel yang berkualitas, dengan meminimalisir kesalahan typo dan mencantumkan sumber yang valid.

"Dua dosen saya selalu update menanyakan artikel saya. Kami lalu berdiskusi dan mereka kasih feedback. Apalagi soal typo. Malu toh ada typo saat dibaca dosen. Kita harus mau mendengar kritik dan saran dari orang. Jangan acuh tak acuh. Jangan berpikiran 'Wajar dong, manusia itu tempatnya salah'. Ya justru itu kamu harus memperbaikinya, jangan menyalahkan dirimu sebagai manusia," ungkapnya bersemangat.

4. Agar skill menulis semakin terasah, Venita berusaha untuk konsisten menulis satu artikel seminggu

Carilah Jati Diri Melalui Karya Tulismu, Jangan Hanya Ikutan TrenIDN Times/Alvita

Venita mengungkapkan, memang tak mudah untuk mendapatkan ide. Ia sadar jika ada dua tugas pokok yang harus ia kerjakan. Yaitu kuliah dan bekerja. Jika Senin hingga Jumat adalah hari aktif untuk kuliah serta bekerja, maka Sabtu dan Minggu adalah waktu yang tepat untuknya menulis.

Ia harus memanfaatkan akses internet di rumahnya supaya tidak menyia-nyiakan waktu untuk mendapatkan ide. Terkadang, idenya selalu muncul secara spontan. Ia bahkan rela berhenti di jalan raya saat berkendara, hanya demi menulis ide spontan itu di smartphone-nya. Supaya terbiasa, ia menyarankan penulis harus konsisten menulis minimal satu artikel dalam seminggu.

5. Menulis jangan ikut-ikutan orang, cari jati dirimu sendiri lewat tulisan

Carilah Jati Diri Melalui Karya Tulismu, Jangan Hanya Ikutan TrenIDN Times/Alvita

Selama ini ia menilai penulis cenderung mengikuti arus. Mereka ikut-ikutan menulis artikel yang dibuat orang lain karena lagi viral atau tren, sampai harus kehilangan ciri khas tulisannya sendiri.

Ia mengakui, artikel yang mendapatkan view pembaca tertinggi adalah entertainment, percintaan, skandal cinta artis, drama lawas Korea yang gak pernah dengar kabarnya dan lainnya. Artikel semacam itu menurutnya memiliki views pembaca yang tinggi. Namun sekali lagi. Bukan hanya itu yang dikejar oleh penggemar boyband BAP ini. Ia tidak pernah menulis artikel yang lagi tren atau viral.

"Saya jadi tidak puas membaca tulisan yang aku buat karena ikut-ikutan. Ini bukan aku. Aku hanya cari views. Saya jadi lupa seperti apa tulisanku dulu yang memuat 5W+ 1H. kalau saya puas sama tulisan sendiri, aku pasti share ke mana-mana dan kubaca berkali-kali tulisanku. tapi kalau aku menulis karena mengopy hal-hal yang viral, justru jadi malu dan malas untuk membacanya," terangnya.

Karena itulah ia punya saran buat penulis pemula. Ketika kamu tidak tahu harus menulis tentang apa, cobalah cari hal yang kamu suka. kalau kamu suka fashion, maka ulaslah tentang fashion.

Atau kalau kamu suka mengikuti akun sosmed artis, maka ulaslah tentang kehidupan mereka. Tapi, kata Venita, kamu harus sudah paham dan menguasai dulu tentang kehidupan artisnya, daripada terjebak dan menulis artikel yang isinya memberitakan info salah.

Lalu jika menulis tentang artikel yang lagu viral, kamu harus kroscek lebih dari tiga sumber valid tentang kebenaran info yang beredar. Kalau ada orang lain yang menyebarkan, kamu juga harus menanyakan dapat darimana infonya itu. 

"Menulis di Community gak melulu soal views dan ranking sih. Karena menulis itu gak bisa coba-coba. Jangan pula iri sama mereka yang sudah mendapat ranking. Karena belum tentu mereka puas sama hasil ranking-nya tersebut. Puaskan dirimu melalui hasil dari tulisanmu sendiri. Kalau sudah bangga dan cinta sama hasil tulisanmu, meski itu hanya dibaca 100 atau 200 views saja, kamu sudah layak disebut sebagai penulis," tegasnya.

IDN Times Community Photo Verified Writer IDN Times Community

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya