Cokelat Anti Galau, Siapa Ya Penciptanya?

Dijamin nggak bikin galau.

“GALAU” adalah istilah yang sangat sering kamu dengar setiap waktu. Entah apapun suasananya, saat kamu menghadapi sebuah masalah, sekecil apapun itu, langsung deh buat status galau, curhat ke teman-teman “Aku galau, nih.” dan aneka tindakan galau-galau lainnya, yang justru membuatmu makin galau.

Nah... apakah kamu pernah mendengar Cokelat Anti Galau, yang berasal dari Garut? Kiki Gumelar, seorang pria yang berasal dari Garut, berhasil membuat dirinya sukses dengan mendirikan perusahaan Tama Cokelat, dengan produksi utama Chocodot. Salah satu cokelat-cokelat dengan nama fenomenal yang dibuat Kiki adalah Cokelat Anti Galau.  Cokelat ini pun bukan cokelat biasa, namun dicampur dengan adonan dodol.

Cokelat Anti Galau, Siapa Ya Penciptanya?Sumber Gambar : bisnismakanan.com

Melalui harga yang begitu terjangkau dan nama-nama yang sangat menarik perhatian masyarakat, terutama kalangan remaja, Kiki dapat memperoleh omset ratusan juta rupiah hanya dalam 1 bulan. Tak heran, dia bisa menghabiskan 10 hingga 15 ton cokelat setiap bulannya. Wah... apa ya rahasia sukses seperti Kiki Gumelar? Bagaimana bisa dia memulai usaha Cokelat Anti Galau tersebut, dan darimana idenya?

Cokelat Anti Galau, Siapa Ya Penciptanya?Sumber Gambar : tentangchocodot.blogspot.com

Berikut ini enam tips yang bisa kamu pelajari dari Kiki Gumelar:

1. Datangkan inspirasi dari masyarakat di sekitar.

Nama-nama cokelat fenomenal seperti cokelat kece badai, cokelat kepo care, obat stress, gawat darurat, enteng jodoh, cegah 4lay, dan lain sebagainya tersebut Kiki dapatkan dari kelakuan masyarakat Indonesia sendiri. Oleh sebab itulah, cokelatnya otomatis disukai masyarakat karena begitu dekat dan menggambarkan diri mereka.

2. Melihat peluang dalam hal-hal yang kurang disukai oleh orang lain, dimulai dari diri sendiri.

dm-player

Awalnya, ide membuat cokelat dicampur dengan dodol datang karena Kiki Gumelar tak begitu suka dengan dodol. Disaat Ibunya membawa Dodol Garut, Kiki iseng mencelupkan dodol tersebut dengan cokelat yang tengah dibuatnya. Ternyata, rasanya begitu enak dan keluarga Kiki juga suka. Darisitulah, ide cemerlang untuk berbisnis datang.

3. Berani dalam berinvestasi.

Berbisnis memerlukan modal, karena saat itu belum memiliki modal cukup, Kiki bertekad dan memberanikan diri untuk meminjam uang sebanyak 17 juta rupiah ke bank.

4. Lakukan promosi secara gencar di sosial media.

Agar cokelatnya diketahui oleh masyarakat, Kiki juga gencar dalam berpromosi. Kiki mengungkapkan, percuma saja jika dia pasrah hanya membuka toko, karena produknya tidak dikenal dengan luas. Melalui sosial media, begitu banyak masyarakat yang mulai mencari-cari produk Chocodot dari Kiki tersebut.

5. Tak lupa, ikuti pula acara-acara pameran kuliner, industri kreatif.

Supaya makin eksis di kotanya, Kiki juga rutin mengikuti pameran-pameran kuliner yang ada di Garut. Hal ini juga didapatkan karena Kiki sering berpromosi ke kantor pemerintahan.

6. Jangan pernah puas untuk menggali potensi-potensi, terutama di Indonesia, lebih dalam lagi.

Kiki Gumelar sadar bahwa potensi cokelat di Indonesia begitu cemerlang, bahkan bisa sukses hingga mancanegara. Namun, masih jarang orang Indonesia yang memanfaatkannya. Meskipun sudah sukses berbisnis chocodot, Kiki tak pernah lelah untuk meneliti coklat-coklat lebih dalam lagi.

Satu hal terutama ... jangan sampai kamu gampang galau

Topik:

Berita Terkini Lainnya