7 Film Keren yang Bisa Melatihmu Berpikir Kritis

Lebih kritis, lebih cerdas!

Salah satu aspek penting dalam pendidikan adalah critical thinking ​atau berpikir kritis. Kenapa penting? Sebab dengan derasnya informasi yang bisa didapat dari internet, kita tidak boleh terlena dan menganggap semuanya valid. Latihan berpikir kritis bisa kita peroleh dari sekolah. Tapi kan pendidikan itu tidak melulu harus didapat dari pendidikan formal.

Kita juga bisa belajar dari banyak hal, termasuk kisah-kisah di film. Berikut ini IDNtimes pilihkan tujuh film dimana ceritanya akan menggelitik akal sehat dan hati nurani kita. Film-film ini mempertanyakan beberapa hal krusial, dan kalau kamu memperhatikan, kamu akan temukan bahwa dunia ini bukan terdiri dari hitam dan putih saja.

1. True Cost (2015)

Alasan: Industri fashion selalu terkesan glamor dan menawarkan escapism menuju alam yang hanya mengenal kesenangan. Namun, di film dokumenter True Cost kita diperlihatkan sebuah dunia yang nyata dimana untuk setiap helai kain yang kita pakai, ada keringat dan darah dari para pekerja yang dibayar murah di negara-negara dunia ketiga seperti Bangladesh dan Vietnam, bahkan Tiongkok yang perekonomiannya tidak bisa dianggap enteng.

Istri dari aktor Inggris, Colin Firth, berada di balik film ini bersama sutradara Andrew Morgan. Setelah menonton True Cost, harapannya kita jadi lebih bijak dalam berbelanja.

2. Gie (2005)

Alasan: Gie adalah film besutan sutradara Riri Riza yang mengisahkan perjalanan aktivisme seorang pemuda keturuna Tionghoa bernama Soe Hok Gie. Ceritanya berdasarkan buku yang ditulis Gie sendiri, yakni, Catatan Seorang Demonstran.

Dari film ini kita bisa belajar bahwa pemuda punya andil dalam membentuk sejarah bangsa. Gie gelisah ketika perpolitikan Indonesia di tahun 1960an mengarah ke otoriter dan rakyat dikotak-kotakkan berdasarkan suku dan agama. Dia menjadi aktivis yang kerap memprotes Sukarno dan Soeharto. Karena pemikiran kritisnya juga dia pernah dikucilkan. Tapi, Gie sadar bahwa menjadi pembeda berarti tidak takut berjalan sendirian.

3. Gone Baby Gone (2007)

Alasan: Gone Baby Gone adalah sebuah film drama yang dibintangi Morgan Freeman dan Casey Affleck. Akhir dari film ini sangat tidak terduga. Oleh karenanya, kita diajari bahwa penampilan luar tidak bisa menjadi tolak ukur satu-satunya dalam menilai seseorang. Kompas moral kita pun akan diombang-ambingkan di penghujung film.

Casey Affleck berperan sebagai detektif swasta yang masih sangat muda dan ingin terlibat dalam investigasi tentang penculikan seorang anak kecil. Kepolisian sempat menertawakannya, tapi dia tetap fokus bekerja keras mengungkap kebenaran. Di akhir film, kita ditantang untuk memilih membela siapa dan disitulah dilema terjadi -- hidup tidak selalu hitam dan putih.

Baca Juga: Tanpa Banyak Gembar-gembor, Pria Ini Menyelamatkan Hutan di Pedalaman Kalimantan

4. PK (2014)

dm-player

Alasan: Film satir hampir selalu cerdas dan bisa memotret kenyataan dengan cukup akurat. PK adalah film India yang dibintangi Amir Khan. Dalam menonton film ini, kita dituntut untuk berpikiran terbuka sebab ceritanya menyinggung soal agama, keyakinan, dan bagaimana dogma mempengaruhi perlakuan kita terhadap seseorang.

Tidak ada yang benar dan salah bila seseorang memeluk suatu keyakinan tertentu. Justru yang merisaukan adalah bila keyakinan tersebut membutakan kita dan menjadikan kita sebagai manusia yang tidak memiliki rasa toleransi.

5. Rudy Habibie (2016)

Alasan: Siapa tidak kagum pada sosok Bacharuddin Jusuf Habibie? Kejeniusan serta visi dan misinya akan industri dirgantara Indonesia adalah salah satu yang paling progresif dalam sejarah Indonesia. Begitu juga dengan sifatnya yang rendah hati. Film Rudy Habibie mengajarkan kita bahwa sebagai pemuda, kita dituntut untuk selalu berpikir selangkah di depan dari zaman dimana kita tinggal.

Dalam filmnya, Habibie muda menantang teman-teman kuliahnya di masa itu untuk membuka pikiran bahwa berkontribusi kepada negara tidak hanya dilakukan dengan berteriak atau angkat senjata, tapi juga dengan ide dan pikiran: analisa persoalan dan temukan solusinya.

6. Dead Poets Society (1989)

Alasan: Ini adalah salah satu film legendaris dari seorang legenda itu sendiri, Robin Williams. Dead Poets Society menceritakan sebuah sekolah khusus laki-laki dengan standar dan kedisiplinan tinggi. Sekolah itu sangat fokus pada pencapaian dimana konformitas adalah salah satu tolak ukurnya.

Siswa-siswa dilarang protes atau mengeluarkan pendapat yang dirasa melawan norma atau budaya sekolah hingga datanglah seorang guru (diperankan Robin Williams) yang mengajari mereka tentang kreativitas dan keterbukaan pikiran. Karena dia tidak ingin siswa-siswanya didikte oleh buku, dia pun menyuruh mereka merobek beberapa halaman dari buku pelajaran. Setelah menonton, kita akan paham bahwa norma adalah konstruksi sosial yang tidak selalu benar.

6. Girl Rising (2013)

Alasan: Di saat kita yang hidup di perkotaan dengan semua fasilitas, ada banyak sekali gadis-gadis di luar sana yang harus mengalami persoalan paling dasar, namun juga sangat krusial. Mereka tidak bisa bersekolah karena kesempatan hanya diberikan kepada anak laki-laki. Mereka harus dijual kepada pria dewasa karena orangtua membutuhkan biaya. Mereka harus mengalami diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari hanya karena mereka terlahir sebagai perempuan. Film ini mengajarkan kita bahwa kultur masyarakat kita masih bersifat patriarki dan banyak dari permasalahan sosial yang menimpa perempuan timbul berkat campur tangan laki-laki.

Nah, semoga tujuh film di atas bermanfaat untukmu, ya!

Baca Juga: Polisi Pakistan Tangkap Wanita Afghanistan yang Menjadi Simbol Kekejaman Perang

Topik:

Berita Terkini Lainnya