5 Luka Batin yang Tanpa Sadar Dibawa Seseorang hingga Dewasa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orang pasti membawa preferensi diri masing-masing. Preferensi diri ini terbentuk dari perjalanan panjang, sejak seseorang lahir, menjalani masa kecilnya hingga saat dewasa.
Pada sebagian orang, apa yang dialami saat anak-anak, ternyata punya peranan yang sangat besar terhadap kehidupannya saat dewasa. Luka batin di masa anak-anak mungkin sudah lama terjadi. Tapi nyatanya masih berbekas hingga berpuluh tahun lamanya. Inilah yang membentuk kepribadian seseorang, siapa dirinya dan bagaimana ia melihat dunia.
Lisa Bourbeau, penulis buku The 5 Wounds That Keep You from Being Yourself menuliskan tentang lima luka batin di masa kecil yang dibawa sebagian orang seumur hidupnya. Apa saja?
1. Rasa takut ditinggalkan atau diabaikan
Ditinggalkan adalah musuh yang paling buruk dari mereka yang pernah mengalami diabaikan di masa kecilnya. Bayangkan, betapa menyakitkannya rasa tidak dipedulikan yang dialami seorang anak. Hingga saat dewasa, ia takut sendirian, merasa terisolasi dan tidak terlindungi.
2. Rasa takut ditolak
Bisa jadi di masa kecil ia ditolak pergaulan karena penampilannya atau karena latar belakang keluarganya. Bahkan, pada sebagian kasus, penolakan itu justru berasal dari keluarganya sendiri. Rasa sakit ini membuat seorang merasa tidak dicintai. Ia hidup dengan bayang-bayang citra diri yang buruk.
Saat dewasa, orang-orang yang mengalami luka batin ini tumbuh menjadi orang yang pemalu, menarik diri dari pergaulan dan sulit dipahami.
3. Penghinaan
Tanpa disadari, labelling saat masa anak-anak akan tertanam di alam bawah sadar seseorang hingga dewasa. Kata-kata 'bodoh', 'jelek','gendut' dan yang semacamnya, membuat harga dirinya terinjak-injak. Ia merasa tak berharga.
Editor’s picks
Baca Juga: 5 Pesan untuk Kamu yang Sedang Berjuang Melupakan Trauma Masa Lalu
4. Pengkhianatan
Luka ini biasanya timbul karena pengalaman buruk seorang anak yang janjinya dilanggar orang lain. Ia merasa dikhianati. Sebagai konsekuensinya, saat dewasa, orang-orang yang mengalami pengkhianatan di masa kecil akan punya pemikiran negatif, mudah curiga, takut mempercayai orang lain bahkan juga iri. Iri akan apa yang dimiliki orang lain, yang tidak ia dapatkan dari janji yang sudah diucapkan oleh orang terdekatnya dulu.
5. Ketidakadilan
Perasaan tidak adil yang dialami di lingkungan, di mana pengasuh utama bersikap dingin dan otoriter. Ketidakadilan ini menimbulkan perasaan tak berdaya dan disia-siakan. Misalnya, saat ketidakmampuan anak dalam mata pelajaran Matematika dianggap orang tua sebagai "kesalahan" dan kemampuannya dalam bidang musik tidak dihargai, ia merasa hidup ini tidak adil.
Akibat dari perlakuan ini, seseorang akan tumbuh menjadi pribadi yang kaku. Mereka hanya melihat hidup sebagai "salah" dan "benar".
6. Lalu bagaimana jika kita sendiri yang membawa beban luka batin dari masa lalu?
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah berdamai dengan diri sendiri. Menerima luka dan masa lalu sebagai bagian dalam hidup kita, yang tidak bisa kita hapus begitu saja.
Bagaimana pun juga, luka-luka batin itulah yang membentuk kita menjadi pribadi saat ini. Ambillah waktu untuk mengobatinya. Bisa dengan menenangkan diri beberapa waktu atau berbicara dengan orang yang bisa dipercaya.
Semangat ya, kamu tidak sendirian kok di dunia ini.
Baca Juga: 5 Tips Sehat untuk Sembuh dari Trauma Perselingkuhan