Sehari Bersama Literaturia: Bukan Kutu Buku Saja yang Hobi Baca Buku

Mana nih komunitasmu?

Suasana Communal Cafe terasa dingin karena udara luar dan ketenangannya. Cafe ini menjadi tempat bertemunya saya dengan pendiri salah satu komunitas literasi di Surabaya, Literaturia. Tepat sepuluh menit saya menunggu ditemani es kopi, Fazrah Lillah Rizky Hery, selaku founder datang menggunakan setelan kantoran lengkap dengan hijab dan kacamatanya. Gayanya tak kalah up to date dengan Communal cafe ini, kekinian. Dia datang dengan senyum yang ramah dan menawarkan saya untuk pindah ke lantai atas saja, tempat beberapa teman Literaturia menunggu.

“Teman-teman beberapa ada yang gak bisa ikut,” katanya. Saya hanya manggut-manggut sambil terus berjalan menuju dua orang lain yang rupanya sudah menunggu kami. Mulailah pembicaraan hangat kami berempat, ditemani beraneka ragam minuman kami masing-masing.

Wanita yang akrab dipanggil Ian ini berprofesi sebagai seorang Editor in Chief sebuah majalah cetak di Surabaya, tapi passion yang sangat besar terhadap dunia literasi, membuatnya tergerak untuk merealisasikan wadah untuk teman-teman dengan minat dan keinginan serupa.

Sehari Bersama Literaturia: Bukan Kutu Buku Saja yang Hobi Baca BukuDok. IDN Times

Kenapa sih harus Literaturia? Namanya darimana? Ada alasan tertentukah?

Soalnya selama ini Literasi kan dikenal kayak kata yang tinggi banget gitu, cuma buat orang kutu buku, cuma buat orang pinter, yang biasa-biasa gak bakal ngerti, nyeremin, macem-macem lah pokoknya sebutannya. Terus, ya, aku mikir aja, sebenarnya kan gak gitu. Jadi aku gabungin aja nama Literasi tambah Ria yang artinya kan seneng. Jadi dunia literasi yang menyenangkan, gitu.

Gimana sih awalnya membangun Literaturia ini? Boleh diceritain gak?

Awalnya kami ini kan dari sebuah event yang diadain sama salah satu komunitas, terus ada satu temen aku bilang, kamu kan suka baca, suka nulis, kenapa gak bikin aja wadah yang bisa nampung semua orang yang suka itu juga? Terus aku kayak, tergerak gitu, akhirnya tahun 2016 waktu itu kami seriusin. 

Sempat takut sih awalnya, kayak mikir ada yang mau gak ya ikutan, terus nanti kalo gak jalan gimana, pikiran-pikiran kayak gitu sempet bikin galau. Cuma mikir lagi,

“Surabaya sebutannya aja kota literasi, masa anak mudanya gak ada sama sekali yang melek tentang literasi?”

Sayang aja, title begitu cuma dianggurin aja, jadinya ya mau gak mau, bisa gak bisa, takut gak takut, jalan aja.

Sehari Bersama Literaturia: Bukan Kutu Buku Saja yang Hobi Baca BukuDok. IDN Times

Jadi visi misi Literaturia ini apa?

Kami pengen bikin sebuah wadah untuk mereka yang suka banget sama dunia literasi dan menggabungkannya sama hal-hal kekinian yang biasa dilakukan sama anak muda sekarang. Jadi kan anak muda sekarang sukanya ngafe, nongkrong, apa-apa Instastories gitu kan, dari situ kepikiran kenapa literasi nggak dibuat seperti itu juga. Kami mencoba mengemas literasi sendiri jadi hal yang bisa dilakukan siapa saja dimana saja dan pastinya jadi hal yang gak membosankan.

Kami juga pengen anak muda sekarang lebih mau membuka diri untuk membaca buku, buat aware tentang keadaan sekitar, apa sih yang terjadi sama dunia ini. Dan itu kan gak bisa dilakukan kalau gak baca. Makanya adanya Literaturia ini, kami berharap bisa menjadi jembatan mereka untuk itu.

Sehari Bersama Literaturia: Bukan Kutu Buku Saja yang Hobi Baca BukuDok. IDN Times

Program-program apa aja sih yang Literaturia punya?

Yang pertama ada namanya Literaturia Festival itu semacam rangkaian acara yang ada dalam Literaturia festival ini. Ada workshop, talkshow, diskusi serta music performance. Terus ada Chatterbus, itu lebih ke cari suasana baru aja sih, biar gak bosen. Kan talkshow biasanya di dalam ruangan, kaku, pokoknya ngebosenin gitu, nah kami mau bikin yang beda dengan pergi keliling Surabaya gitu, biar asyik. Ada juga Writing Weekend, kalau yang ini sebenarnya kelas menulis biasa, cuma, kami mengemas supaya lebih menarik gitu kan.

“Literasi sendiri sudah menarik, tinggal packagingnya saja yang perlu dirombak.”

dm-player

Terus ada Lit Secret Society yang disingkat LSS, jadi kalo yang ini agak sedikit unik dan pastinya beda. Soalnya peserta yang dateng gak akan dikasih tahu tentang isi acaranya kami bakal ngapain aja, serba rahasia pokoknya. Cuma kami kasih clue di awal, harus bawa apa. Jadi waktu dateng kayak surprise gitu. Nanti kita suruh bikin puisi on the spot, terus bacain puisinya sendiri. Atau bisa juga bikin puisi tapi dari benda-benda sekitar.

Yang terakhir ada namanya Lit Spoken Word itu diperuntukkan buat yang suka banget baca atau bikin puisi. Jadi mereka bakal ditantang untuk bikin puisi sendiri dan bacain puisi mereka di depan yang lain. Tapi ada sesi penilaiannya juga, jadi biar bisa lebih kritis, mana sih yang puisinya paling banyak disukai, gitu.

Baca juga: 9 Komunitas Online Lintas Negara yang Bisa Kamu Ikuti Biar Jadi Millennials yang Mendunia!

Sehari Bersama Literaturia: Bukan Kutu Buku Saja yang Hobi Baca BukuDok. IDN Times

Peminatnya sendiri gimana? Mereka kira-kira antusias kah atau rata-rata masih awam?

Di setiap acara gitu kami kasih maksimal kuotanya sih. Tapi selama ini alhamdulillah peminatnya selalu lebih dari yang kami targetin. Jadi setiap kami ngadain acara terus ada yang gak kebagian bangku, banyak yang protes, “kapan lagi kak?”, “Aku gak dapet nih kak,” macem-macem pokoknya. Gitu itu menyenangkan banget. Jadi kan kami mikirnya Waw, berarti kami lumayan diminati dengan acara-acara yang kami buat sedemikian itu.

Kalau tentang pengalaman, apa aja sih yang kamu dapatkan dari Literaturia sendiri?

Kami bukan cuma dapet pengetahuan tentang buku aja, melulu buku, enggak. Tapi, di bidang organisasi juga, dikasih kesempatan untuk ngembangin skill yang kami punya masing-masing. Misalnya kayak beberapa dari kami, selain suka baca, ada juga yang suka desain, itu kami dikasih kesempatan buat belajar tentang itu. Terus yang awalnya cuma suka baca, jadi bisa nulis juga.

Sehari Bersama Literaturia: Bukan Kutu Buku Saja yang Hobi Baca BukuDok. IDN Times

Kira-kira, misi ke depannya apa setelah mengadakan banyaknya program literasi ini?

Yang paling besar dari Literaturia ini kan Literaturia Festival-nya, jadi ya, kita pengennya ngadain itu tiap tahun dan kalau bisa yang besar. Jadi kayak jadi andalan acara kita gitu, tapi yang konsisten kita adakan tiap tahun. Tapi untuk program-program lainnya gitu kita pengen selalu konsisten adain sih.

Kalau harapan untuk anak muda Indonesia khususnya Surabaya apa?

Lebih ke supaya anak muda Surabaya bisa paham dengan title yang diberikan Bu Risma soal kota literasi. Pengen supaya gak harus yang suka baca aja harus baca buku, tapi semua orang punya keinginan, punya kemauan otomatis untuk langsung baca. Dari situ, pasti setiap kita pasti bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi.

Layaknya Literaturia yang mampu menginspirasi dengan memberikan dampak positif sedikit demi sedikit dalam bidang literasi, kamu juga bisa melakukan hal yang sama dengan melakukan apa yang kamu suka terus-menerus. Asal itu positif, pasti akan memberikan dampak pada orang sekitarmu. Jangan merasa ciut entah hal sekecil apapun yang kamu lakukan.

"Hal yang kecil, tidak akan bisa menjadi besar hanya dengan modal keinginan saja."

Literaturia adalah sebuah komunitas bagi kamu anak muda Surabaya yang memiliki minat khusus di bidang membaca dan menulis. Jika kamu ingin mengenal lebih jauh tentang Literaturia atau bahkan bergabung dengan mereka, kamu bisa langsung menghubungi ke instagram @literaturia.

Nah, buat kamu yang juga memiliki komunitas dan berpikir bahwa komunitasmu layak dikenal oleh masyarakat luas dan mampu menginspirasi, IDN Times dengan senang hati akan me-review komunitasmu. Mudah saja, kamu bisa langsung email ke alamat stella.azasya@idntimes.com, ya! 

Sampai bertemu di komunitas selanjutnya!

Baca juga: 12 Lego dari Komunitas Bhinneka LUG Ini Bakal Buat Kamu Terinspirasi

Topik:

Berita Terkini Lainnya