Untuk Sang Mantan: Terima Kasih dan Maaf, Aku Kini Sudah Berani untuk Lebih Dewasa

“Surat ini ada di dalam kotak yang rapat karena dulu tak berani kukirimkan”

Artikel ini merupakan karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.


 

Hari ini aku mulai mengingatnya lagi. Bukan hari ini saja tapi mungkin — masih setiap hari. Sudah sebulan berlalu aku menjadi stalker. Meng-googling namanya. Melihat followernya. Mengawasi semua sosial media keluarganya mulai dari kakaknya, adiknya, atau facebook ibunya.

Bahkan, mencari ask fm, instagram atau path orang-orang yang mungkin update sesuatu yang berhubungan dengannya, yang kalau beruntung bisa melihat foto terbarunya. Lebihnya lagi, jadi anonymous atau membuat fake account yang menanyakan kepada teman-temannya untuk tahu informasi kehidupan pribadinya.

Tapi sering kali terlintas, sebenarnya aku ini siapa? Aku bukan junior yang mengaggumi senior. Bukan juga orang tak dikenal. Bukan juga maniak. Bukan juga selingkuhan. Aku ini siapa? Kenapa aku terlihat begitu hina?

Ya, Aku cuma seseorang yang menjalin hubungan tanpa ada akhir yang jelas. Mungkin bukan hanya aku yang diputuskan dengan cara: tidak mendapat kata perpisahan, apalagi mendapat kesempatan.

Akupun selalu bertanya-tanya, melimpahkan keraguan besar tentang makna hidup ini. Bukankah aku berjuang? Bukankah aku berusaha keras? Bukankah aku setia? Bukankah aku sederhana?

Tapi aku tetap harus melanjutkan hidup. Karena menjadi dewasa adalah sebuah keharusan, bukanlah sebuah pilihan.

Untuk Sang Mantan: Terima Kasih dan Maaf, Aku Kini Sudah Berani untuk Lebih Dewasawovgo.com

Karena setidaknya, akhirnya aku percaya, sebuah kejahatan akan dibalas dengan penyesalan, sebuah pengharapan berlebihan akan dijawab dengan kekecewaan. Aku tidak boleh membencinya, tidak bisa menghujat perilakunya. Dan tidak boleh memaksakan kehendak untuk dicintai kepada orang yang sudah tidak mencintai. Karena setidaknya, aku harus tetap mencoba menjadi dewasa.

Meski usaha bisa saja kuanggap mengkhianati, tapi aku percaya Tuhan tidak pernah benar-benar pergi.

Untuk Sang Mantan: Terima Kasih dan Maaf, Aku Kini Sudah Berani untuk Lebih Dewasa7-themes.com

Karena setidaknya, Tuhan-lah wewenang terkuat yang bisa membalas dan menakar semuanya, semuanya perjuangan yang pernah ada, dan semua yang pernah aku lalui dengan sepenuh jiwa.

Meski kehilangan satu orang yang aku sayangi, aku harus selalu bersyukur dengan apa yang masih aku miliki saat ini. Aku hanya harus tersenyum dan kebaikan lainnya akan tetap mengikuti. Hingga pada akhirnya aku akan mengetahui hikmah apa yang ada dibalik semua ini.

dm-player

Aku tidak mau terjebak di masa lalu. Kehidupan ini senantiasa berputar tanpa bisa aku hentikan.

Untuk Sang Mantan: Terima Kasih dan Maaf, Aku Kini Sudah Berani untuk Lebih Dewasathoughtcatalog.com

Meski hari ini aku masih mengingatnya, tapi bukan berarti aku ingin kembali ke masa lalu. Karena meski hari ini aku masih membasahi bantal dan enggan menatap mentari, tapi aku tahu kelahiranku tidak untuk disia-siakan atau sekadar menghabiskan waktu dengan berharap pada masa lalu.

Aku akan hidup untuk hari ini. Hari ini “dengan mengingat masa lalu” agar belajar dari kesalahan itu dan menjalani hari ini “untuk masa depanku”.

Tidak ada yang salah karena dilahirkan menjadi “bebek”. Dan tetap percaya akan datangnya “yang sejati” suatu saat nanti.

Untuk Sang Mantan: Terima Kasih dan Maaf, Aku Kini Sudah Berani untuk Lebih Dewasalifestyleinterests.com

Bebek kecil yang lahir di tengah Angsa mungkin membandingkan dirinya yang berbeda. Mengapa kisah cintanya belum berakhir bahagia seperti yang lainnya dan mengapa ada yang mendapat kesempurnaan lebih dibandingkan dirinya.

Tapi bebek dewasa akan mulai mengerti, bahwa dirinya akan tetap hidup tegar dan berusaha bisa bangkit dari semua hal yang menjatuhkannya. Proses inilah yang akan aku jadikan jalan menjadi bebek dewasa. Percaya bahwa akhirnya akan ada “yang benar-benar sejati” untuk hidup bersama selamanya.

Kalau waktu bukanlah jawaban dari obat akan rasa sakitku, akulah jawaban dari semua pertanyaanku. Akulah yang seharusnya menjadi obat mujarab dari rasa putus cinta.

Untuk Sang Mantan: Terima Kasih dan Maaf, Aku Kini Sudah Berani untuk Lebih Dewasa7-themes.com

Oleh karena itu aku masih akan berjalan di keramaian, sambil percaya: kalau waktu tidak bisa mengatasi semuanya, akulah yang berjuang untuk menciptakan jalan keluarnya. Karena pada akhirnya semuanya akan baik-baik saja, dan jika hari ini belum membaik, berarti itu bukan akhir dari segalanya.

Karena itu, wahai kamu yang ada disana, aku akan memulai hariku kembali tanpa menyesali apa yang pernah terjadi. Perjuangan ini tidak aku dapatkan sehari dua hari, atau sebulan dua bulan. Setidaknya kini aku yang sekarang sudah berbeda. Dan setidaknya aku ingin kamu tahu bahwa aku sudah lebih dewasa karena pernah kehilangan cinta yang pernah ada.

 

#CintaDalamKata

Untuk Sang Mantan: Terima Kasih dan Maaf, Aku Kini Sudah Berani untuk Lebih DewasaIDNtimes.com

 

Topik:

Berita Terkini Lainnya