12 Alasan Mengapa Para Fiskus (Aparatur Pajak) Patut Kamu Jadikan Tambatan Hati

"Perjuangannya pasti bikin hati meleleh!"

 

Siapa bilang menjadi seorang Fiskus itu menyenangkan dan banyak harta. Di balik semua itu, mereka harus bekerja keras demi mendapatkan semua itu. Belum lagi jika ada komentar mring mengenai profesi mereka yang identik dengan korupsi. Meskipun menimbulkan berbagai macam kontroversi, hey ladies... inilah alasan mengapa merka layak kamu jadikan tambatan hati. Ehm!

1. Bangganya para fiskus ini dengan profesi mereka, terus kamu masih bertanya seberapa bangga mereka memiliki dirimu? 

 

Meskipun kasus Gayus Tambunan sempat mencoreng nama Direktorat jenderal Pajak, tetapi para fiskus ini tetap bangga dengan profesi mereka. Karena mereka yakin, tidak semua para fiskus bisa digeneralisasikan seperti Gayus. Jika semua fiskus seperti Gayus, nggak mungkin dong pajak bisa membangun negara ini seperti sekarang.

2. Dia seorang pendengar yang baik. 

 

Para fiskus dintuntut untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarkat. Pelayanan yang prima selalu mereka lakukan dengan sepenuh hati. Bahkan jika kamu memiliki kesulitan, berkonsultasilah dengan para fiskus ini mengenai problem tentang perpajakan. Bisa kebayang kalau kamu jadi bagian darinya?

3. Mereka rela ditugasdinaskan di seluruh penjuru negeri. Sama Halnya dengan kerelaan hatinya menerima kamu apa adanya.

Sebagai abdi negara mereka harus siap untuk tugas dina di pelosok negeri ini. Tak perlu bertanya seberapa jauhnya mereka harus rela berpisah dengan keluarga demi tugas yang mereka emban tanpa mengeluh. Kamu bisa mencontoh kerelaan hatinya. Catet!

4. Kemampuan memanajemen finansialnya sendiri saja sudah terlatih.

 

Karena terbiasa menangani keuangan negara, mereka sudah biasa memanajemen aset mana saja yang mesti di lelang atau ditahan. Kebayang dong, jika kelak kamu berumah tangga dengannya? Finansial rumah tangga kamu terjamin #tsaah.

5. Seorang yang taat akan peraturan. 

 

Menjadi sorang fiskus tentu tidak terlepas dari berbagai peraturan. Salah satunya peraturan wajib pajak. Meskipun mereka seorang pegawai pajak dan menangani keuangan, bukan berarti bebas pajak. Mereka juga wajib memiliki NPWP (Nomer Pokok Wajib Pajak) dan memiliki kewajiban membayar pajak tepat waktu sama dengan masyarakat lainnya. 

6. Pengambil keputusan yang teliti.

 

Setiap transaksi perpajakan yang ia lakukan selalu melalui proses yang benar-benar teliti. Karena semua pajak yang masuk akan dialokasikan kepada pelayanan fasilitas negara. Ngambil keputusan buat masa depan kalian? Iya, bisa. Bisa banget.

7. Perjuangan menjadi seorang fiskus itu nggak mudah. Kegigihannya pasti akan membuat kamu kagum.

 

Bayangin aja, sebelum menjadi seorang fiskus mereka harus melalui persaingan yang sangat ketat buat kuliah di STAN (Sekolah Tingi Akuntansi Negara). Peminat STAN yang sangat tinggi, membuat mereka bekerja keras buat lolos. Bahkan tidak jarang, mereka rela mengikuti seleksi hingga tiga kali. Kegigihan mereka patut diacungkan jempol. Kamu udah tahu bukan seberapa gigih ia memperjuangkanmu?

8. Berdedikasi tinggi. 

 

Profesi mereka bukan sembarang profesi. Profesi fiskus merupakan profesi yang melibatkan masyarakat dan masa depan negara. Mereka selalu dituntut untuk berdedikasi tinggi dalam setiap tindakan. Berdedikasi dalam hubungan kalian pastinya juga bakal ada di urutan teratas. Asyek.

9. Tak hanya jurnalis yang memiliki kode etik, para fiskus juga memiliki kode etik yang konsultan pajak harus dipatuhi.

 

Kode etik yang menanungi sebagai konsultan pajak, mereka pegang teguh. Karena hal tersebut merupakan landasan mereka dalam bersikap profesional. Memegang teguh ikrar kawin? Cih, kecil.

10. Siapa bilang kami hanya berkutat dengan perpajakan? Meskipun fiskus, mereka bisa bersikap dinamis.

 

Para fiskus bisa bergabung dengan siapapun. Lingkungan mereka bukan hanya sebatas di dunia perpajakan. Bahkan mereka bisa bergabung dengan komunitas lainnya. Jadi, jangan heran jika kamu menemukan mereka di berbagai komunitas. Kamu bakal memperluas koneksimu juga dengan mengenal teman-teman kekasih hati ini.

11. Berjiwa sosial.

 

Ini bukan tentang pencitraan. Sama sekali bukan! Para fiskus ini sadar, kalau penghasilan mereka itu bukan hanya semata-mata untuk mereka pribadi. Bahkan mereka sering melakukan kegiatan sosial yang tinggi.

Dan akhirnya...

12. Meski bukan karakter yang romantis, diam-diam aku selalu berusaha untuk membuatmu nyaman bersanding dengan diriku.

Duh, bang. Jadi meleleh deh eneng.