Diam-Diam Mencintai Sahabat Jauh Lebih Menyiksa Dibanding Diam-Diam Mencintai Orang Lain

Artikel ini merupakan hasil karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.

---

 

Aku adalah sahabatmu. Kamu adalah sahabatku. Tapi mengapa yang kurasakan ini melebihi apa yang seharusnya? Perhatian yang kamu berikan, perlakuanmu padaku, aku tahu itu hanyalah sebatas perlakuan manismu pada salah seorang sahabatmu. Tapi mengapa aku masih mengharapkan sesuatu yang lebih dari sekedar persahabatan denganmu?

Aku tahu ini salah. Aku tahu ini tak seharusnya. Karena kita telah berjanji untuk hanya menjadi sahabat selamanya. Dan kita sepakat untuk saling menjauh apabila salah satu di antara kita merasakan apa yang lebih dari perasaan antar sahabat.

Ini bahkan jauh lebih menyiksa dan jauh lebih menyakitkan untuk mencintaimu dibandingkan dengan mencintai orang lain yang bukanlah sahabat baikku. Aku harus berusaha sekuat tenaga menyembunyikan perasaanku ini darimu-yang sangat mengenalku dengan baik dibanding siapapun.

Aku harus berpura-pura seolah aku hanyalah sehabatmu saja, seolah-olah aku tidak merasakan sesuatu yang lebih spesial di dalam hatiku ini. Aku tersakiti karena semua janji kita, karena semua kesepakatan kita.

Kamu akan pergi bila kamu tahu bahwa aku sebenarnya memperhatikanmu lebih dari sekadar perhatianku kepada seorang sahabat. Kamu akan menjauh apabila kamu tahu bahwa aku punya rasa yang sedikit lebih spesial. Kamu akan menghilang jika kamu menyadari perasaanku yang sesungguhnya, bahwa sesungguhnya aku mencintaimu.

Bukan, aku mencintaimu bukan hanya sebagai sahabatku. Tapi aku mencintaimu sebagaimana layaknya seorang gadis yang jatuh cinta pada seorang lelaki yang selalu hadir dalam setiap mimpinya.

Aku tahu tidak seharusnya perasaanku ini ada. Aku tahu bahwa seharusnya aku segera pergi dari hadapanmu setelah menyadari perasaanku yang sesungguhnya. Seharusnya aku menghilang dari hidupmu karena aku mencintaimu.

Tapi kumohon, biarkanlah aku mencintaimu dalam diam. Biarkanlah aku memendam perasaan cintaku ini di dasar lubuk hatiku yang terdalam. Biarkanlah aku mengagumi dari gelarku sebagai sahabatmu. Biarkanlah aku tetap berada di dekatmu, sebagai salah satu sahabat terbaikmu. Biarkanlah aku tetap dapat memandangi senyum cerahmu dari posisiku ini. Biarkanlah aku tetap dapat mendengar tawamu di antara canda tawa kita.

Aku takut kamu akan pergi meninggalkanku sendirian di tengah rasa perih akan cintaku yang tidak akan berbalas. Aku takut kamu akan menghilang dari hidupku di saat aku benar-benar merasa bahwa aku tidak bisa hidup tanpamu. Aku ketakutan. Benar-benar takut dengan perasaanku sendiri. Takut akan kehilanganmu untuk selamanya.

Kumohon, aku tidak meminta banyak darimu. Aku hanya ingin agar kamu tetap berada di sisiku, di dekatku walaupun suatu saat nanti kamu akan tahu apa yang sebenarnya terkubur di dalam hatiku ini. Aku hanya ingin kamu memberiku sedikit waktu agar aku bisa menghapus perasaanku padamu. Agar aku bisa kembali padamu sebagai aku yang dulu, salah seorang sahabat terbaikmu.

Karena aku tak ingin kehilanganmu sebagai sahabatku, sosok yang paling membuat hidupku jauh lebih indah dan berwarna. Maka berikanlah sedikit waktu untukku, dan aku akan menyerah untuk mencintaimu. Dan aku akan bisa menghilangkan semua perasaan cintaku yang tak seharusnya kurasakan ini. Dan aku akan sepenuhnya kembali hanya sebagai sahabat terbaikmu.

 

#CintaDalamKata