Wahai Kamu Pujaan Hatiku, Sudikah Mendengar Rasa yang Sebelumnya Tak Dapat Kusampaikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Untukmu yang pernah singgah dalam perjalanan hidupku,
Aku adalah orang yang pernah mengagumimu,
Aku adalah orang yang pernah mengukir rencana indah denganmu,
Aku adalah orang yang pernah menyimpan rasa untukmu,
Telah sejak lama, aku sebenarnya ingin menyampaikan ini padamu.
Saat kamu memanggil namaku sambil tersenyum, seharian itu suaramu pasti terngiang-ngiang tanpa henti.
Bagimu mungkin biasa saja. Tapi hal yang luar biasa bagiku. Selalu terasa keistimewaan tiap kamu menyebut namaku.
Kamu berkata “tak perlu repot-repot” saat aku coba membantu, padahal aku merasa amat bangga bisa berguna.
Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berguna bagi orang yang disukai.
Aku pernah berpura-pura sakit hanya karena ingin diperhatikan.
Kuakui kalau caper kerapkali ada dalam kamusku. Apa benar ya jatuh cinta mengajarkan hal-hal semacam itu?
Editor’s picks
Baca Juga: Lupakan Menjadi Sempurna, Kamu Luar Biasa Apa Adanya
Tak ada yang lebih menyakitkan saat kamu mengabaikan pesanku tetapi membalas pesan dari orang lain.
Sakit rasanya. Bisakah kamu berhenti melakukan diskriminasi? Aku bahkan lebih memerlukan pesanmu dibanding orang lain. Aku bahkan menghitung berapa kata setiap pesan yang kudapat darimu. Dan membaca ulang pesan-pesan yang pernah ada sambil tersenyum bahagia. Tapi mungkin tidak bagimu, betul begitu?
Pernah aku berpikir keras bagaimana caranya bisa menghabiskan waktu bersamamu, tapi langit menolak untuk setuju.
Mulai dari alasan tugas, alasan acara ulang tahun, atau sekedar traktir makan. Segala cara kupikirkan dengan tujuan bisa lebih dekat denganmu. Tapi penolakanmu membuatku merasa cara apapun tak bisa mengguyahkan hatimu.
Aku mengerti cinta tak harus memiliki. Tapi apakah kamu tahu kalau terkadang aku masih rindu?
Meski sekarang kehidupan sudah berbeda dan tak lagi tahu dimana kamu, tapi apakah masa lalu bisa merubah kenyataan tentang aku yang pernah menyimpan namamu di relung hatiku?
Tapi aku ingin mengucapkan rasa terima kasih tiada tara.
Terkadang aku mungkin merasa penat, sesak dan kecewa. Aku mungkin juga tidak bisa mewujudkan mimpiku untuk bersamamu. Namun, aku kini tak takut lagi pada apa yang kupercayai bahwa semua perjuangan dan pengorbananku tidak akan pernah sia-sia. Karenamu, aku mengerti banyak hal. Aku belajar untuk menerima tanpa harus mengerti. Dimanapun kamu, aku mengucapkan terima kasih banyak karena sempat mengisi hari-hariku, wahai kamu yang pernah menjadi pujaan hatiku.
Baca Juga: Jika Kamu Memilih Pergi, Masih Layakkah Aku Menyebutmu Pasangan Sejati?