Miris, Ini 18 Tahapan Jatuh Cinta dengan Orang yang Nggak Pernah Bisa Kamu Miliki

"Cinta itu kejam. Sadis. Sakit."

 

Sangat sulit untuk mengontrol hati kita sendiri. Di saat kita memutuskan untuk menyerah dan meninggalkan rasa itu sebagai kenangan saja, hatimu berkata sebaliknya. Proses ini bisa menjadi sangat brutal dan menghancurkan jiwamu menjadi serpih-serpih di ruang sanubari.

Bukan berarti romansa itu selalu menyebalkan, namun nggak semua orang beruntung jatuh hati terhadap seseorang yang bebas, jomblo dan sama-sama tertarik denganmu.

Kita semua telah melalui fase itu paling tidak satu kali, lika-liku yang menyayat hati ini pun tentunya akan selalu teringat dalam ruang hati kita. Ini nih tahapan kamu jatuh cinta dengan orang yang nggak bisa kamu miliki.

1. Tahap Getaran Hebat

 

"Kenapa seperti ada getaran-getaran yang mengaduk perutku ini ya? Tapi getaran ini rasanya... menyenangkan. Ini belum pernah terjadi sebelumnya." Di tahap ini kamu merasa senyumannya yang merekah jauh lebih terang dibandingkan matahari.

2. Tahap Realisasi

 

"Duh sial! Ini serius? Aku jatuh cinta sama DIA?? Oke, ini bakal jadi awkward. Ugh." Meski terasa sulit untuk mempercayai, tapi setiap rintik hujan yang turun membuatmu teringat padanya. Kamu merasa perasaan istimewa itu semakin besar seiring hujan bertambah deras.

3. Tahap Penyangkalan.

 

Kamu mulai menertawai dirimu sendiri dengan membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di antara kalian. Jadian? Menjauh? Kamu berusaha untuk menghapus kemungkinan itu dan menahan rasa yang menggelitik. Kamu harap-harap cemas waktu jantungmu berdetak lebih kencang di satu momen, dimana matamu dan matanya bertemu. Kamu berharap momen sedetik itu bisa kamu hentikan sejuta kali. 

4. Tahap Merasa Bersalah.

 

"Oke ini nggak semudah yang aku kira." Kamu merasa dipermainkan hatimu sendiri dan merasa bersalah terhadap diri sendiri yang nggak bisa menjauhkan bayangnya dari sekat-sekat pikiranmu. Di tahap ini kamu benar-benar menyadari, dialah sumber kekuatanmu, yang mendorong langkah pertamamu di pagi hari.

5. Tahap Kejanggalan.

 

Atau bisa disebut juga awkward... Sekarang kamu benar-benar menyadari ke mana perasaanmu berlabuh. Iya ke dia. DIA. Haduh... Setiap kontak yang kamu lakukan dengan dia menjadi sangat menyiksa. Kamu bahkan sulit melihat matanya lebih dari satu detik.

6. Tahap Penghindaran.

 

Well, cara paling mudah untuk melupakan perasaan ini pastinya dengan menjaga jarak dan biarkan waktu yang mengurus sisanya. Yap begitu. Kamu tidak ingin perhatiannya mengoyakkan keputusan yang telah kamu tentukan ini. Kamu tidak ingin dia menutupi duniamu lagi dengan segala gerak-geriknya yang bergema di anganmu.

7. Tahap Stalking.

 

"Wow, aku baru tahu dia sering banget ganti profile picture. Duh foto-foto di Instagram-nya keren-keren lagi! Nggak. Boleh. Kepencet. Like. Stop. Please." Well, seberapa besar pun usahamu untuk menghindar, suaranya terus terngiang di kepalamu. Walau mulutmu berkata tidak ingin melihatnya lagi, tapi jauh di lubuk hatimu kamu masih rindu melihat wajahnya. 

8. Tahap Pencarian.

 

Oke kalau menghindari dia nggak ampuh, saatnya mencari yang lain. Orang yang benar-benar BISA kamu miliki. Kamu takut, karena setiap langkah yang kamu ambil, kamu selalu membayangkan dia ada di sampingmu, bersamamu. Sehingga kemustahilan itu seakan terhapus. Sayang, itu hanya imaji belaka. Saatnya mencari yang baru.

9. Tahap Malam Tanpa Tidur.

 

"OKE KENAPA AKU BARUSAN MIMPI DIA? Aneh. Sungguh aneh." Kamu nggak yakin akan hari-hari yang akan datang. Kamu juga nggak yakin bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan. Di malam seperti itu kamu hanya meyakini satu hal: kamu mencintainya.

10. Tahap Penggalauan.

 

Kamu mulai memasang status galau di media sosial yang berisi kutipan-kutipan cinta dari Dee Lestari, "Tiada yang lebih indah. Tiada yang lebih rindu. Selain hatiku. Andai engkau tahu." Tapi, kenyataan terlalu pahit. Kamu tidak akan pernah menyatakan isi hatimu karena kamu tahu... ini tidak mungkin.

11. Tahap Penguatan Diri.

 

Kamu memberi peneguhan pada diri sendiri bahwa kamu orang dewasa. Kamu bisa bertanggung jawab atas keputusan yang kamu buat. Setelah sebelumnya hanya dia yang bisa kamu lihat di matamu, di kata-katamu dan semua yang kamu lakukan. Dorong dia jauh-jauh dari hidupmu dan berjalanlah ke depan.

12. Tahap Pertemuan.

 

Kamu sudah puas dengan keputusanmu dan akhirnya bertemu kembali dengannya. Tenang saja, perasaanmu sudah netral. Kamu baru menghabiskan waktu lima menit dengannya dan...

13. Tahap Penyadaran Kembali.

 

...nggak semudah yang kamu pikirkan, ya? Rasa sakit itu kembali lagi, mencakar dan membuka luka di dinding hatimu perlahan. Mungkin ini seperti monumen penting bagimu, kamu menyadari bahwa kamu mampu mencintai seseorang dengan segenap hati. Mungkin mencintai saja tanpa memiliki itu sudah lebih dari cukup...

14. Tahap Pemberian Petunjuk.

 

Yak, kamu jadi lebih ceroboh. Saat kembali melakukan tahap di poin 10, dia mulai menyadari dan menangkap sinyalmu. Kamu merasa ini adalah masa-masa sulit, karena kamu tidak ingin dia mengetahui bahwa kamu menginginkannya menjadi milikmu. Karena dalam hati, dia adalah satu-satunya untukmu. Namun baginya, kamu hanya satu.

15. Tahap Pengakuan.

 

Kamu tidak bisa menahan dan mengunci perasaan ini sendiri. Kamu butuh bantuan hati lain. Akhirnya, pada sahabat karibmu lah semua kisah tertuang. Kamu tersiksa dan ingin mendengar bahwa semua ini hanyalah sia-sia. Mungkin kamu mulai menyadari bahwa rasa cinta ini adalah salah satu proses dalam perjalanan hidupmu yang menjadikannya lebih berharga.

16. Tahap Penerimaan.

 

"Percuma, aku tidak akan pernah bersatu dengannya. Lupakanlah." Inilah momen penting yang benar-benar menamparmu. Memang sangat mudah untuk berpikir tentang cinta, namun berharap atas cinta lah yang harus kamu pikirkan dua kali. Jangan sampai rasa sakit itu merangkak keluar lagi dari sela hati yang tersembunyi.

17. Tahap Penyembuhan.

 

Di tahap ini kamu sudah bisa merelakannya sepenuh (atau setengah) hati. Mungkin kamu bertemu orang lain yang lebih mampu mengisi hatimu seutuhnya. Cinta memang membuat hati mudah retak, tapi kamu tidak menyesali perasaan yang pernah singgah di hatimu itu.

18. Tahap Kelegaan.

 

Semua sudah selesai. Kamu bisa melanjutkan hidupmu dengan tenang. Tentunya dengan tetap penuh rasa keberanian untuk mencintai lagi dan mengambil risiko dalam bercinta, dengan lebih berhati-hati. Nggak ada salahnya kan?

Tenang aja, jangan menyesali bentuk cinta apapun yang kamu alami. Lagipula, hanya cinta yang membuat dunia ini terus berputar kan?