Surat Cinta untuk Sahabatku: Jangan Pernah Lupa Kita adalah Sahabat

Siapa bilang surat cinta hanya untuk kekasih saja. Surat cinta juga bisa untuk seseorang yang kita sayangi tanpa embel-embel cinta kepada lawan jenis. Surat cinta untuk sahabat-sahabat kita. Sahabat yang selalu hadir, dan mampu membuat kita merasakan kebersamaan dan kebahagiaan. Dan inilah surat cintaku untuk kalian sahabat-sahabatku.

Awalnya kita tak saling mengenal. Mempunyai kesibukan masing-masing kawan. Namun sekarang butiran pasir mampu menjawabnya. Detik pun mulai terhitungkan. Seperti sebuah rubik yang sederhana. Namun rumit, yang itu-itu saja. Namun juga penuh warna.

Semua hal yang pernah kita lalui, tertawa dan menangis bersama. Kadang ego membuat kita saling tak mengenal. Kadang prinsip yang beda juga bisa mematahkan. Namun, jangan anggap diam kita itu sunyi. Dan ramai itu mengesankan. Tapi cobalah lihat dari sudut pandang yang berbeda.

Kenapa kita mampu bertahan dalam segala macam perpecahan? Mengapa kita bisa menyelesaikan tanpa mengambil resiko yang teramat dalam? Karena kita hadir untuk saling melengkapi. Menutupi kekurangan masing-masing. Menjalin kebersamaan tanpa beban. Dan selalu saling membutuhkan.

Tapi, jangan pernah lupa bahwa kita juga membutuhkan cinta. Cinta yang tak pernah lepas dari berbagai aktifitas, cinta yang selalu hadir di setiap kebersamaan kita. Sahabatku, kita mungkin akan terpisah oleh jarak dan waktu. Tapi, kita akan tetap menjadi orang-orang yang mencintai, yang merindu, yang menyayangi dan tetap menjadi teman, sahabat dan keluarga.

Hmm… kalian ingat saat kita berbagi rasa di kebersamaan menatap angkasa luas di bawah mentari kala itu? Aku pastikan iya, di saat itu kita mencoba berbagi pandang dan opini mengenai cita. Mengenai banyak pengalaman di masa depan kita nanti. Dan aku memahami, setelah itu kita harus berpisah. Kita harus meniti masa depan indah.

Kita sudah semakin dewasa kawan, semakin banyak angan yang mesti dicapai. Angkasa luas juga memandangi kebersamaan kita dengan langit birunya. Menemani di waktu-waktu yang tak akan terulang lagi. Aku tahu kawan, kita akan segera berjalan di jalan masing-masing. Mengapai mimpi dan berbahagia atas pencapaian mimpi itu.

Kita banyak bercerita mengenai mimpi, aku yang lebih suka menulis, kamu yang lebih suka berhitung, dan sahabatku yang lebih suka berada di podium. Mimpi itu yang suka kita perdebatkan, dengan kelebihan masing-masingnya.

Biarlah mimpi kita itu berjalan semestinya. Jika tidak tercapai seperti yang kamu harapkan, janganlah bimbang dan risau. Tuhan lebih tahu apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita harapkan. Hubungilah aku jika kamu tengah bersedih dalam kesendirian, karena kita dulu suka melakukan hal itu.

Genggaman tangan kita melepas resah. Kenangan kita membuka cakrawala. Canda-tawa yang tercipta membangun asa. Kesal dan amarah yang tak sengaja terjadi membangun ukhuwah. Dan sahabatku tetaplah menjalin silaturahmi, sejauh apapun jarak memisahkan kita. Karena kita adalah sekelompok orang yang menyebut diri sebagai sahabat.

 

#CintaDalamKata