Ayah, Bolehkah Aku Tetap Merasa Jadi Putri Kecilmu yang Tak Pernah Tumbuh Dewasa?

Ayah, betapa aku merindukanmu dan semua kenangan masa kecilku.

Aku tidak pernah mengerti bagaimana waktu cepat sekali berganti, hingga aku harus menyadari bahwa aku tak seharusnya berada di tempat yang sama lagi. Bukankah kedewasaan membutuhkan bukti? Dan aku membuktikannya. Aku pergi merantau, keluar kota. Meninggalkan keluarga, meninggalkan kesenangan, meninggalkan kenangan dan mencari pengalaman.

Tapi tahukah kawan? Ini tidak sesederhana pikiranku beberapa tahun yang lalu. Aku kira, terasa menyenangkan berada di tempat baru bersama orang baru hingga aku melupakan hal-hal menyakitkan seperti rindu dan masa lalu bisa datang begitu saja dan mengusik hati yang belum sepenuhnya pulih.

Ayah, terkadang aku berpikir untuk memberitahumu segala hal tentangku. Aku tahu telah bersikap tak adil padamu karena ibu selalu jadi yang pertama untukku.

Ayah, Bolehkah Aku Tetap Merasa Jadi Putri Kecilmu yang Tak Pernah Tumbuh Dewasa?alliedinsurancegroup.net

Ketika aku menangis karena terjatuh dari sepeda, ketika aku menangis karena patah hati, ketika aku menangis karena nilai ulanganku yang jelek, ketika aku bahagia karena jatuh cinta, ketika aku bahagia karena punya sekotak coklat mahal, ketika aku bahagia karena mendapat peringkat. Hal pertama yang aku lakukan adalah datang pada Ibu, dan berbagi semua dengannya.

Awalnya aku tak peduli apapun. Tapi Ayah, kini aku sadari senyum sendumu itu, aku telah tahu arti tatap sayumu itu. Maaf Ayah, maafkan aku yang begitu egois padamu. Maafkan aku yang membuatmu cemburu karena bisa berbagi semua hal dengan ibu tapi tidak denganmu.

Sesungguhnya aku ingin sekali berbagi semua hal dengamu, bercerita banyak tentangmu, atau menyambung kembali dongeng-dongeng yang ayah selalu ceritakan untukku. Aku tidak pernah tahu bagaimana ending dongeng yang selalu ayah bacakan itu karena lelap telah lebih dulu memeluk tubuhku. Jadi ayah jika ada kesempatan untukku, maukah ayah kembali membacakan dongeng itu lagi?

Ayah, aku rindu untuk berada dalam gendonganmu. Aku rindu untuk tetap lelap dalam pelukanmu.

Ayah, Bolehkah Aku Tetap Merasa Jadi Putri Kecilmu yang Tak Pernah Tumbuh Dewasa?thechurchinmalta.org

Bertambah tua itu pasti. Tumbuh dan berkembang menjadi lebih besar itu juga pasti. Banyak sekali hal-hal ‘pasti’ di dunia ini dan satu yang pasti terjadi dalam hidupku adalah hilangnya momen-momen bersama Ayah.

Jika waktu mau menunjukkan kemampuannya, aku ingin kembali ke dalam pelukan ayah, melingkarkan lenganku pada lehernya atau sekedar merebahkan kepala di atas bahunya. Seperti dulu, ketika aku masih begitu kecil untuk ditempa dalam jalan kedewasaan.

Sesungguhnya aku rindu. Aku bahkan rela menukar apapun saat ini untuk beberapa saat terindah dalam hidupku yang bersamamu. Ada dalam gendongan ayah, tidur dalam dekapanmu yang terasa nyaman dan sempurna.

Ayah, jika aku sekali lagi diberi kesempatan untuk kembali, maukah Ayah menggendong dan membiarkanku tidur dalam pelukmu seperti bayi?

Ayah, kalau boleh memilih aku tak ingin tumbuh dewasa. Aku tak ingin bertambah tua, aku hanya ingin jadi putri kecilmu yang selalu ada di dekatmu.

Ayah, Bolehkah Aku Tetap Merasa Jadi Putri Kecilmu yang Tak Pernah Tumbuh Dewasa?picssr.com

Apakah aku begitu egois, Yah? Apakah Ayah marah padaku karena permintaan konyolku ini? Apakah Ayah kecewa padaku karena aku lebih memilih menjadi anank kecil lagi ketimbang melanjutkan mimpi-mimpiku?

dm-player

Tapi Ayah, jujur saja pemikiran untuk berhenti dan menyerah terkadang dengan tidak tahu dirinya menggelayuti hatiku, menghancurkan semua angan-anganku.

Sering kali keluhan keluar dari mulutku, tentang bagaimana sulitnya hidup di perantauan, tentang betapa kejamnya pergaulan, tentang kerasnya bertahan dalam dunia orang dewasa. Tidak jarang aku melamun, memikirkan tentang ayah dan ibu, bagaimana mudahnya aku ketika dulu masih selalu berada di samping kalian, bagaimana indahnya masa kanak-kanakku, bagaimana nyamannya aku untuk sekedar berbaring dan menatap setiap pergerakanmu. Ayah.

Aku ingin, ingin sekali kembali merasa jadi putri kecilmu. Yang selalu Ayah gendong, yang selalu Ayah hibur, yang selalu Ayah bacakan dongeng, yang selalu Ayah suapi, dan yang selalu Ayah dekap.

Ayah, betapa aku merindukanmu dan semua kenangan masa kecilku

Ayah, betapa besar keinginanku untuk kembali mencecap rasa yang telah lewat

Ayah, betapa aku ingin selalu jadi kecil untuk bisa berada di sisimu

Aku rindu saat tanganmu mengangkatku ke udara lalu memelukku dengan begitu erat

Aku rindu akan tawamu ketika melihat cara makanku yang begitu berantakan

Aku rindu akan panggilanmu padaku ketika aku kecil

Aku rindu raut khawatirmu ketika aku menangis ingin di gendong

Aku rindu Ayah. Aku rindu jadi putri kecilmu

Aku rindu setiap waktu yang telah habis bersamamu

Ayah, ijinkan aku tetap merasa jadi putri kecilmu yang tak akan pernah dewasa. Dimanapun dan bagaimanapun, aku mencintaimu. Ayah.


Mau karya tulismu diterbitkan oleh IDNtmes.com? Yuk, submit artikelmu di IDNtimes Community! Cari tahu bagaimana caranya di sini.

Ayah, Bolehkah Aku Tetap Merasa Jadi Putri Kecilmu yang Tak Pernah Tumbuh Dewasa?community.idntimes.com

Topik:

Berita Terkini Lainnya