Saat Ayah Tak Bisa Memberi Restu Pada Pilihanmu, Nak, Dengarkanlah.....

Apa yang memang tidak bisa dipersatukan, janganlah dipaksakan, anakku.

“Apa yang memang tidak bisa dipersatukan, janganlah dipaksakan, anakku.”

 

Putriku sayang,

Tidak pernah Ayah dan Ibu sangka hari itu akan tiba, hari di mana kamu membawa pulang dia yang jadi tambatan hatimu, anakku. Perasaan haru dan takut bercampur aduk, Ayah ingat betul bagaimana ibumu berusaha memasang wajah santai, meski Ayah tahu dalam hatinya ia ingin langsung menginterogasi pemuda berwajah tampan yang padanya lenganmu melingkar mesra. Ayah tahu, karena itu juga perasaan yang Ayah rasakan.

Saat Ayah Tak Bisa Memberi Restu Pada Pilihanmu, Nak, Dengarkanlah..... 

Matamu memandang pemuda tersebut dengan tatapan kasih yang dulu pernah kamu tunjukkan pada ayahmu yang sudah renta ini saat kamu masih berusia 4 tahun, merangkul Ayah dengan mesra seakan tidak ada lagi yang lebih kamu inginkan selain bersama dengan Ayah. Ah, betapa Ayah merindukan hari-hari di mana kamu bisa bermanja-manja lama di lengan Ayah yang masih kuat menggendongmu ke mana-mana. Ayah sadar kamu sudah dewasa.

Saat Ayah Tak Bisa Memberi Restu Pada Pilihanmu, Nak, Dengarkanlah..... 

Nak, hari itu, Ayah melihat ada sesuatu yang tidak beres. Ada perasaan tidak enak yang menyusup masuk ke hati Ayah saat melihat cara pemuda itu menatapmu. Perasaan tidak menyenangkan tersebut semakin menjadi saat dirinya berbicara padamu, caranya memanggil namamu, suaranya yang terdengar manipulatif, maafkan Ayah jika berprasangka buruk, namun nada bicara yang sama pernah Ayah dengar sebelumnya dan apa yang terjadi kemudian selalu hal yang berujung malapetaka. Percayalah, Ayah dan Ibu tahu.

Saat Ayah Tak Bisa Memberi Restu Pada Pilihanmu, Nak, Dengarkanlah..... 

Ayah memang tidak bisa menjelaskan secara gamblang mengapa saat itu Ayah meminta kamu untuk tidak bertemu lagi dengan pemuda itu. Kamu mendadak marah, menunjuk-nunjuk dan berteriak-teriak seakan Ayah bukan Ayah yang dulu kamu banggakan ke sahabat-sahabatmu. Kamu menuduh Ayah curang, Ayah hanya melihat luarnya saja, hanya melihat tato dan tindikan yang dipakainya saja. Sakit hati Ayah, melihat kamu menangis kecewa karena ketidaksetujuan Ayah pada pemuda yang kamu bilang segalanya itu. Namun, Ayah berkeras pada pendirian Ayah. Ibu hanya bisa pasrah.

Saat Ayah Tak Bisa Memberi Restu Pada Pilihanmu, Nak, Dengarkanlah..... 

Nak, tak jadi soal mengenai apa yang dikenakan oleh pemuda yang kamu cintai, tak jadi soal tato dan tindikannya, karena Ayah berusaha melihat hatinya yang tercermin dari sikap dan caranya memperlakukan kamu. Yang Ayah lihat, kamulah yang mencintai dengan habis-habisan, sementara pemuda yang sepertinya memang sopan itu tidak demikian. Kamu mungkin bertanya bagaimana Ayah tahu, Ayah tidak kenal dengan pemuda itu, tidak seperti kamu mengenal dia. Tapi, sekali lagi Ayah mohon, dengarkanlah permintaan orang tuamu.

dm-player

Saat Ayah Tak Bisa Memberi Restu Pada Pilihanmu, Nak, Dengarkanlah..... 

Terkadang, meski kamu tidak mengerti, Ayah dan Ibu punya firasat mengenai kamu dan biasanya insting kami sebagai orang tua hampir selalu benar. Kamu adalah putri Ayah, dan meski kamu berhak menjalani kehidupanmu sendiri, Ayah terlampau mengenal kamu untuk tega membiarkan kamu mengambil keputusan yang salah. Putri Ayah berhak bahagia, dan berhak dicintai sepenuhnya. Sayangnya, bukan itu hal yang kami rasakan mengenai pemuda pilihan kamu, Nak.

Saat Ayah Tak Bisa Memberi Restu Pada Pilihanmu, Nak, Dengarkanlah..... 

Mungkin Ayah dan Ibu salah, mungkin kami melukai hatimu, tapi percayalah, Nak, apa yang dipaksakan tanpa restu orang tua bukanlah hal yang baik. Hati kamu akan selalu dicemari rasa bersalah, dan lebih buruk lagi, saat apa yang tadinya hanya dugaan orang tua kamu menjadi kenyataan, bayangkan betapa menderitanya hati orang tua kamu telah melepaskan kamu untuk seseorang yang tidak pantas menerima kamu.

Saat Ayah Tak Bisa Memberi Restu Pada Pilihanmu, Nak, Dengarkanlah..... 

Karena itu, anakku tersayang, putri kecilku yang jelas tidak bisa disebut seperti itu lagi, demi rasa cinta yang mungkin tersisa dalam hatimu bagi Ayah dan juga Ibu, dengarkanlah permintaan kami. Apa yang kamu bangun dengannya tidak jadi jaminan bahagia hidupmu. Sampai kamu menemukan sesosok pria, bukan sekedar pemuda, yang siap menjaga dan mengasihi kamu sebesar rasa cinta Ayah dan Ibu padamu, Ayah akan tetap berkata tidak.

Saat Ayah Tak Bisa Memberi Restu Pada Pilihanmu, Nak, Dengarkanlah..... 

Maafkan Ayah terlalu mencintai putri Ayah. Sekarang mungkin kamu tidak bisa mengerti, sekarang mungkin hatimu dipenuhi kebencian pada Ayah dan semua itu tidak mengapa. Ayah terima semua perlawanan kamu, pintu hati Ayah selalu terbuka sampai kapanpun karena Ayah adalah ayahmu. Ayah mendoakanmu selalu berbahagia, Ayah mendoakanmu memilih keputusan yang tepat. Meski akhirnya kamu tetap ingin bersama pemuda yang kamu cintai, meski Ayah akhirnya harus mengalah, mengantar kamu ke pelaminan dengan pemuda yang tidak mendapat restu Ayah sekalipun, kasih Ayah tidak akan pernah berubah barang sedikit pun, putriku.

Saat Ayah Tak Bisa Memberi Restu Pada Pilihanmu, Nak, Dengarkanlah..... 

Suatu saat nanti, sayang, kamu pasti mengerti cinta Ayah pada putrinya, menyala dan terus berupaya melindungi.

Salam sayang,

Ayah

Topik:

Berita Terkini Lainnya