Pernikahan di Indonesia Itu Ribet dan Nggak Guna? Siapa Bilang?

Ternyata pernikahan di sini itu sakral banget.

Dalam beberapa bulan terakhir ini, muncul anggapan bahwa pernikahan di Indonesia bahwa pernikahan ala Indonesia itu seakan-akan kampungan dan cuma sarana menghambur-hamburkan uang. Bahkan lebih parahnya lagi, ada yang bilang kalau pernikahan Indonesia itu sama dengan "memberi makan orang-orang yang nggak begitu dikenal."

Padahal kalau kita cari makna lebih jauh dari pernikahan di Indonesia, sesungguhnya semua prosesnya, yang konon dibilang ‘nggak ada gunanya’ itu sarat akan makna. Kenapa sih pernikahan di Indonesia itu dianggap mahal? Apa sebenarnya yang membuat mahal? Terus, apa makna pernikahan buat orang Indonesia sesungguhnya?

1. Masyarakat Indonesia guyub dan saling kenal.

Pernikahan di Indonesia Itu Ribet dan Nggak Guna? Siapa Bilang?Sumber Gambar: lintasjari.com

Sebelum kita bahas lebih jauh, kita harus paham dulu kenapa sih orang Indonesia itu kalau menikah mesti ngundang banyak orang? Zaman dulu masyarakat kita itu termasuk masyarakat sosial yang saling mengenal baik satu sama lain. Kalau kita jalan-jalan ke desa-desa di luar kota besar, coba aja tanya siapa yang tinggal di gang sebelah, siapa orang tuanya, kerja di mana, sekolah di mana, pasti mereka tahu persis. Bahkan, nggak jarang satu kampung itu isinya saudara semua, nggak kayak hidup kita sekarang yang cenderung individualis dan egois. Jangankan orang di gang sebelah, kadang sama orang sebelah rumah aja kita nggak kenal.

Inilah kenapa dalam sebuah perayaan, entah perkawinan, kematian, kelahiran, atau yang lainnya, masyarakat kita selalu mengundang sebanyak-banyaknya orang. Ya, namanya juga mereka saling kenal baik, masa nggak diundang.

2. Menikah sekali seumur hidup.

Pernikahan di Indonesia Itu Ribet dan Nggak Guna? Siapa Bilang?Sumber Gambar: Andreas DJ

Buat orang Timur, khususnya dalam hal ini di Indonesia, menikah itu adalah sebuah keputusan terpenting dalam hidup. Nggak sebatas sama siapa kita menikah, tapi juga apakah kita benar-benar mantap menikah. Sehingga wajar kalau event yang diasumsikan cuma terjadi sekali seumur hidup ini si keluarga mempelai bakal mengundang sebanyak-banyaknya orang, semampu mereka. 

Nggak ada salahnya kalau kita mampu membiayai pernikahan itu, yang penting nggak perlu sampai meminjam duit ke sana-kemari buat menikah. Apalagi kalau habis menikah hutang-hutang itu juga dilupakan gitu aja.

3. Perayaan pernikahan adalah wujud syukur.

Pernikahan di Indonesia Itu Ribet dan Nggak Guna? Siapa Bilang?Sumber Gambar: dna-photovideo.com

Ini satu konsep yang sering disalahartikan sama masyarakat kita sekarang. Mereka memandang bahwa acara pernikahan itu adalah pesta, resepsi. Padahal, dalam budaya Indonesia perayaan pernikahan itu adalah bentuk syukur kepada Tuhan karena telah mempersatukan kedua mempelai. Di sisi lain, buat orang tua kedua mempelai, perayaan itu adalah sebuah wujud syukur karena mereka udah berhasil mengantarkan anaknya hingga 'jadi orang'. FYI, buat masyarakat Indonesia, salah satu tolak ukur kesuksesan seseorang dewasa adalah saat ia berhasil menikahkan anaknya.

dm-player

Jadi nggak heran kalau keluarga si mempelai mengundang banyak orang, termasuk yang dibilang 'orang-orang yang nggak begitu dikenal' karena memang perayaan itu sebagai wujud syukur mereka. Keluarga si mempelai pengen mengajak orang lain untuk ikut berbahagia juga. Itulah kenapa juga dalam bahasa kita ada kata 'syukuran'. Karena nggak cuma perayaan pernikahan, tapi juga ulang tahun, kelahiran, bahkan kematian sekalipun selalu disyukuri oleh orang Indonesia. Bahasa asing manapun nggak ada yang punya padanan yang pas buat kata itu.

4. Dua keluarga ikut menikah.

Pernikahan di Indonesia Itu Ribet dan Nggak Guna? Siapa Bilang?Sumber Gambar: flickr.com

Dalam pernikahan di Indonesia, yang menikah itu nggak cuma seorang cewek dan seorang cowok, tapi juga keluarga dari keduanya. Begitu keduanya menikah, nggak ada lagi tuh yang namanya orang tua lo dan orang tua gue, yang ada orang tua kita. Nggak ada lagi adik lo, adik gue, adanya adik kita. Makanya, di masyarakat kita nggak dikenal yang namanya 'Ibu dalam hukum' atau 'Ayah dalam hukum'. Sebutan mertua sekalipun dipakai semata-mata supaya kita nggak kebingungan, bukan untuk membedakan perlakuan kita ke mereka.

Inilah juga kenapa kemudian masing-masing keluarga ingin mengundang sebanyak-banyaknya saudara mereka, bahkan yang tinggal di luar negeri pun rela menghabiskan belasan juta rupiah buat bisa datang ke pernikahan keluarganya.

5. Adat istiadat.

Pernikahan di Indonesia Itu Ribet dan Nggak Guna? Siapa Bilang?Sumber Gambar: fearlessphotographers.com

Tiap individu punya suku yang menjadi identitas darimana mereka berasal. Tiap suku biasanya punya adat istiadat pernikahan yang memang perlu kita akui rumit dan otomatis bakal memakan banyak duit. Dalam pernikahan di beberapa suku di Flores bahkan konon bisa menghabiskan uang satu miliar rupiah cuma buat prosesi adat. Selain duit, waktu dan tenaga juga habis. Tapi sebenarnya prosesi adat ini sangat dalam lho maknanya.

Walau mahal, sesungguhnya prosesi adat ini sekarang hukumnya nggak wajib dilakukan karena yang penting pernikahan itu sah secara agama dan tercatat di catatan sipil. Tapi lagi-lagi, sah-sah aja prosesi ini dilakukan selama saudara-saudara kita juga happy, plus nggak meminjam duit kanan-kiri.

6. Yang mahal itu prestige-nya.

Pernikahan di Indonesia Itu Ribet dan Nggak Guna? Siapa Bilang?Sumber Gambar: Ciricara.com

Ini salah satu faktor yang buat anggaran pernikahan seseorang jadi selangit. Bayangkan, seorang anak pejabat negeri ini rela menghabiskan ratusan juta cuma buat bunga-bunga di tempat resepsi berlangsung. Atau ada lagi beberapa tahun lalu seorang anak pengusaha besar di Indonesia mendatangkan penyanyi Hollywood buat jadi pengisi acara di pernikahannya. Berbeda sekali dengan pernikahan orang bule, yang cuma mengundang orang-orang terdekat saja.

Tapi guys, orang bule menggelar pernikahan juga di tempat yang biasa-biasa aja. Nggak kayak beberapa masyarakat kita yang maksudnya pengen meniru pernikahan orang luar yang katanya simpel, tapi jauh-jauh ke Bali, Lombok, atau malah menyewa satu pulau kecil buat nikah beberapa jam. Lagi-lagi, ini soal gengsi dan hitungan gengsi ini nggak rasional.

So, apapun yang kamu mau buat pernikahanmu nanti, kamu nggak perlu membanding-bandingkan pernikahan di negaramu dengan pernikahan di negara lain. Nggak perlu juga membandingkan konsep pernikahanmu dengan konsep orang lain. Kayak yang udah ditulis sebelumnya, yang penting nggak berhutang kanan-kiri dan sah di hadapan agama dan negara, cukup!

Topik:

Berita Terkini Lainnya