Hei Calon Pendamping Hidupku, Inilah yang Kulakukan Selagi Menunggu Perjumpaan Kita

Tetap bersabar dalam penantian ini, ya, calon pangeranku!

Artikel ini merupakan hasil karya peserta kompetisi menulis #CintaDalamKata yang diadakan oleh IDNtimes.com. Kalau kamu ingin artikelmu eksis seperti ini, yuk ikutan kompetisi menulis #CintaDalamKata! Informasi lebih lengkapnya, kamu bisa cek di sini.


 

Apa kabar, calon teman hidupku? Mungkin kamu heran, kenapa tiba-tiba aku menuliskan tulisan semacam ini. Tapi tidak apa-apa, kan? Hehe. Di surat ini, aku ingin menuliskan apa saja yang aku lakukan selama menunggumu.

1. Aku menyebutmu dalam doaku.

Hei Calon Pendamping Hidupku, Inilah yang Kulakukan Selagi Menunggu Perjumpaan Kitaintriguedimagery.com

Bagi sebagian orang, berdoa bagi teman hidup — yang bisa saja belum pernah mereka temui!—adalah hal teraneh dalam hidup mereka. Aneh karena... untuk apa berdoa bagi seseorang yang bahkan belum pernah ditemui?

Pernahkah kamu mendengar istilah permanensi objek? Dalam psikologi, hal ini merupakan keyakinan bahwa objek yang tidak terlihat itu ada. Mungkin istilah itu kurang cocok untuk menggambarkan keyakinan beberapa orang bahwa teman hidup mereka ada di dunia ini, walaupun saat ini mereka — bisa saja — belum pernah bertemu.

Buatku, berdoa bagimu adalah hal yang istimewa. Membisikkan namamu dalam doaku adalah hal yang sering kulakukan setiap kali melihat sepasang kekasih berjalan. Aku harus jujur bahwa kadang aku masih berpikir, “Kapan aku bisa berjalan bersamanya seperti mereka?”. Well, kesannya melankolis ya. Tapi setiap kali aku galau, Tuhan mengingatkan aku bahwa akan ada saatnya bagi kita untuk mulai dituntun-Nya menjalani cerita cinta yang Dia tuliskan.

2. Aku menuliskan perasaanku di manapun.

Hei Calon Pendamping Hidupku, Inilah yang Kulakukan Selagi Menunggu Perjumpaan Kitababelprofiles.com

Bukan “di manapun” juga, sih. Sejak mengalami krisis kepercayaan diri karena ditolak laki-laki, aku memutuskan untuk tidak menuliskan hal-hal yang terkait dengan perasaanku sejelas-jelasnya di berbagai media. Saat ini, aku lebih suka menuliskan perasaanku di buku dan media sosial (dengan bahasa yang lebih “elegan”).

Kenapa harus menuliskannya? Well, alasannya simpel. Karena aku adalah orang yang lebih mudah terbuka lewat tulisan daripada kata-kata. Lagipula, aku juga suka menulis. Jadi aku merasa bahwa membuat tulisan semacam ini bukanlah hal yang berat.

3. Aku menyadari bahwa masa pacaran/ pranikah bukanlah hal yang main-main.

Hei Calon Pendamping Hidupku, Inilah yang Kulakukan Selagi Menunggu Perjumpaan Kitakasra.co

Kata orang, masa jomblo alias single adalah hal yang menyedihkan. Well, aku harus jujur padamu, calon ayah anak-anakku. Dulu aku berbeda dari yang sekarang. Waktu itu, aku selalu memfokuskan perhatian tentang, “Bagaimana cara memperoleh pacar?”. Aku berpikir bahwa bisa saja kita gonta-ganti pasangan selama belum menikah, karena saat menikah kita tidak bisa bercerai selain karena kematian.

dm-player

Dan ternyata itu salah! Fakta membuktikan, orang yang terbiasa gonta-ganti pacar justru memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk bercerai—meskipun ada juga yang bercerai namun hanya menjalani masa pacaran/pranikah sekali seumur hidup. Entah sudah berapa banyak orang di sekitarku yang putus-nyambung-ganti pacar, dan entah sudah berapa kali mereka mengalami patah hati.

Aku tahu itu bukan hal yang mudah untuk dilewati, tapi aku juga heran kenapa mereka bisa jatuh di lubang yang sama. Karena bagiku, lebih baik menunda masa Asmaradhana (masa penuh cinta, sebuah tembang Jawi) saat ini daripada menjalin hubungan dan menikah dengan orang yang salah.

4. Aku berdamai dengan masa laluku.

Hei Calon Pendamping Hidupku, Inilah yang Kulakukan Selagi Menunggu Perjumpaan Kitapuckermob.com

Jauh sebelum aku menuliskan surat ini, aku melihat bahwa teman-temanku sudah punya pasangan. Ada yang hubungannya bertahan sampai detik ini, namun ada juga yang justru putus-nyambung-cari orang lain lagi buat jadi pacar. Sedangkan aku? Kehidupanku berbeda 180o dibandingkan mereka.

Jika kamu masih membaca surat ini, aku bersyukur karena ternyata kamu masih tertarik membaca kisah selanjutnya. Suatu saat, aku disadarkan dengan begitu tegas bahwa aku tidak seburuk itu. Ada Tuhan yang mengasihiku, bagaimanapun kondisi hidupku. Dan Dia juga mengingatkanku bahwa ada kamu yang sedang dibentuk-Nya untuk menjadi pasangan yang satu hati dan sepadan denganku.

Walaupun sulit, tapi aku ingin mengubah pola hidupku. Aku semakin mendekatkan diri kepada-Nya, merawat diriku, dan memperbaiki pola pikirku tentang diriku sendiri.

Calon ksatriaku, aku bersyukur karena aku sudah bisa berdamai dengan masa laluku. Karena ketika seseorang berdamai dengan masa lalunya, dia akan lebih mudah menerima dirinya sendiri dan orang lain. Dia pun juga lebih bisa memaafkan kesalahan. Jika seandainya kamu masih memiliki dendam atau hal-hal yang mengganjal, lebih baik selesaikanlah terlebih dulu.

Kenapa begitu? Karena kalau tidak, dendam atau hal-hal yang mengganjal itu bisa terus terngniang dalam memorimu, dan proses kehidupanmu sebagai individu yang seharusnya jadi terhambat. Menyimpan masa lalu yang gelap hanya akan membuat dirimu menderita.

5. Aku menjadi lebih produktif selama masa single-ku.

Hei Calon Pendamping Hidupku, Inilah yang Kulakukan Selagi Menunggu Perjumpaan Kitama-structure.com

Kata single dalam bahasa Inggris berarti utuh, tunggal. Jadi bagiku, sebenarnya kita bisa melakukan banyak hal, meskipun sendirian. Tapi... kenapa kita tetap membutuhkan seorang pendamping hidup? Hm, di samping untuk mempunyai keturunan, kita membutuhkan pendamping hidup agar kita bisa melakukan lebih banyak hal.

Dan selama masa single-ku ini lah aku melatih kemampuanku dalam bidang menulis (khususnya). Aku juga berorganisasi di kampus. Kuharap, kamu pun juga melakukan hal yang sama, agar ketika kita dipersatukan dalam pernikahan yang kudus, kamu pun juga telah siap untuk menggunakan kemampuan yang telah kamu latih. Karena banyak orang berkata, “Latihlah dirimu selama kamu masih single, karena setelah kamu punya pacar, menikah, dan punya anak, akan sulit untuk melakukannya”.

Tetap bersabar dalam penantian ini, ya, calon Pangeranku. Karena Tuhan pasti menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya.

Dari calon Putrimu, yang akan anak-anakmu panggil sebagai ibu mereka.

 

#CintaDalamKata

Topik:

Berita Terkini Lainnya