Hediana Utarti, Pendekar Perempuan yang Menebas Perdagangan Manusia

#AkuPerempuan Kisah srikandi tangguh Indonesia yang melawan kekerasan perempuan di AS

Ketika penghargaan Modern Day Abolitionist Award 2017 beberapa waktu lalu dibacakan di San Fransisco, Amerika Serikat, kita dikejutkan dengan nama penerimanya yang sangat familiar di telinga Indonesia, yaitu Herdiana Utarti. Apalagi kategori yang didapatkannya adalah Direct Service to Survivors of Human Trafficking.

Ternyata, Herdiana Utarti adalah warga Indonesia penyandangan gelar doktoral di bidang politik yang sudah lama tinggal di Amerika Serikat. Bersama organisasi Asian Women's Shelter, Herdiana yang juga menjabat sebagai Community Projects Coordinator dalam organisasi tersebut sudah belasan tahun berjuang melawan perdagangan manusia di dunia.

Selama itu pula, Herdiana melawan perdagangan manusia, dan membantu korban kekerasan baik fisik, seksual dan jenis kekerasan lainnya yang sebagian besarnya adalah pendatang baru di Negeri Paman Sam tersebut. Para korban ini tidak begitu menguasai Bahasa Inggris, yang menyulitkan mereka untuk melapor ke polisi, atau sekadar meminta pertolongan.

Bahkan, beberapa dari orang yang ditolong oleh Herdiana didatangkan ke negeri itu sebagai korban perdagangan manusia, tanpa mereka sadari. Dalam melawan perdagangan manusia, ada banyak warga Indonesia yang ditemukan Herdiana melarikan diri dari kekerasan atau perdagangan perempuan.

dm-player

Tidak hanya menolong lepas dari kekerasan, organisasi tempat ia bernaung juga membantu korban tersebut mendapatkan bantuan lain, seperti kesehatan dan sebagainya. Bantuan selanjutnya yang diberikan adalah mencarikan kuasa hukum, atau melaporkan kejadian itu pada FBI.

Seperti dilansir dari voaindonesia.com, Hediana dalam perjalanannya melawan perdagangan manusia tidak hanya menemukan korban perempuan. Beberapa korban laki-laki juga berhasil ditemukannya. Salah satu yang ia ceritakan pada situs tersebut adalah kisah nelayan laki-laki asal Indonesia yang dipaksa bekerja di perairan Hawaii.

Paspor mereka disimpan, sedangkan mereka harus kerja dari pukul 5 pagi sampai 12 malam tanpa berhenti. Mereka tidak dibekali pakaian pengaman juga tidak dipedulikan. Sampai dua tahun mengalami kejadian seperti itu, dua orang itu melarikan diri hingga ditemukan oleh Hediana dan kawan-kawan.

Penghargaan tersebut adalah pengakuan dari negeri adidaya tersebut pada perempuan asal Indonesia yang tangguh bak pendekar ini. Hediana tidak hanya membantu warga Indonesia yang menjadi korban di Amerika Serikat, melainkan juga imigran asal negara lain yang membutuhkan uluran bantuannya. Selain itu, Hediana juga tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang meraih penghargaan ini di Amerika Serikat.

Semoga apa yang dikerjakan oleh srikandi asal Indonesia satu ini bisa menjadi inspirasi bagi semua perempuan di Indonesia dan dunia untuk ikut peduli terhadap sesama. Juga ikut bersama menghentikan perdagangan manusia dan kekerasan pada perempuan dan anak. 

Adhyra Irianto Photo Writer Adhyra Irianto

Penulis kelas rendahan. Memulai hidup dengan secangkir kopi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya