Tri Mumpuni: Perempuan Listrik Kebanggaan Daerah Terpencil

#AkuPerempuan Pendekar listrik penerang bangsa!

Listrik adalah salah satu kebutuhan vital dalam kehidupan manusia saat ini. Hampir semua peralatan penopang hidup sehari-hari mengandalkan tenaga listrik. Mulai dari televisi, komputer, lampu, sampai pengisi daya ponsel pintar yang kian sulit lepas dari genggaman tangan kita.

Sayangnya beberapa kawasan terpencil di Indonesia masih kesulitan mendapatkan pasokan listrik karena perusahaan listrik milik negara susah menjangkau wilayah-wilayah tersebut untuk penyediaan infrastruktur. Indonesia beruntung memiliki seorang Tri Mumpuni yang sering dijuluki “Wanita Listrik”.

Bersama suaminya, alumnus Institut Pertanian Bogor ini menawarkan terobosan baru pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). PLTMH ini bisa diaplikasikan di wilayah terpencil sekalipun asalkan memiliki pasokan air yang lancar dan melimpah. Dari sumbangsihnya untuk negara inilah Tri Mumpuni dijuluki si Perempuan Listrik.

1. Dimulai dari desa-desa terpencil

Tri Mumpuni: Perempuan Listrik Kebanggaan Daerah Terpencilregional.kompas.com

Pada tahun 1997, Tri Mumpuni bersama suaminya, Iskandar Budisaroso, memulai pembangunan PLTMH di Dusun Palanggaran dan Cicemet, Sukabumi, Jawa Barat. Waktu itu Tri masih banyak menggunakan dana pribadinya. Ia tidak keberatan karena semua yang dilakukannya diniakan untuk membantu daerah-daerah terpencil dengan mengaplikasikan ilmu dan kemampuan yang dimilikinya bersama suami.

dm-player

Berhasil mengalirkan listrik untuk dua kawasan di Sukabumi itu, pada tahun 1999, Tri beranjak ke bagian timur negeri ini. Seluruh warga Desa Kamanggih, Kecamatan Kahaungu Eti, Sumba Timur, NTT puluhan tahun hidup dalam kegelapan tanpa listrik. Namun baru pada tahun 2011 Tri mampu mewujudkan PLTMH di desa Kamanggih atas bantuan dari Hivos, sebuah lembaga non pemerintah berskala internasional.

Saat ini perempuan kelahiran Semarang, 6 Agustus 1964 ini menjabat sebagai Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA). Berkat pembangunan PLTMH di berbagai wilayah itu, Tri Mumpuni sekaligus berhasil meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakatnya.

Negara lain yang mulai mengaplikasikan PLTMH adalah Filiphina. Sementara Kenya dan Rwanda saat ini sedang dalam tahap pelatihan dan proses rintisan. Semua kegiatan internasional itu digawangi langsung oleh Tri Mumpuni dan suaminya.

2. Menolak tawaran berpolitik

Tri Mumpuni: Perempuan Listrik Kebanggaan Daerah Terpencilashden.org

Dengan segudang prestasinya yang mengagumkan itu, Tri Mumpuni beberapa kali mendapatkan tawaran bergabung dengan anggota dewan di Senayan dan jajaran kabinet kerja kepresidenan. Tapi ibu dua anak ini selalu menolak tawaran tersebut dengan alasan takut menjadi jauh dengan daerah-daerah terpencil binaannya dan tidak bebas berkarya lagi.

Berkat jasanya menggagas metode baru pembangkitan listrik di lebih dari 60 wilayah terpencil di Indonesia, Tri Mumpuni meraih penghargaan Climate Hero dari World Wildlife Fund for Nature pada tahun 2005 dan Ramon Magsaysay Award pada 2011. Tidak berhenti sampai di situ, di tahun 2012 Tri Mumpuni diganjar penghargaan Ashden Awards dari lembaga Ashden yang merupakan lembaga swadaya masyarakat Inggris yang bergerak pada bidang energi ramah lingkungan.

Dian Arthasalina Photo Verified Writer Dian Arthasalina

bukan orang penting, kecuali anda mementingkan saya. kadang-kadang ngoceh di instagram @arthasalina

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya