Keren, Divonis Tak Bisa Berjalan, Wilma Rudolph Justru Jadi Pelari Tercepat

Sungguh kisah perjuangan yang mengagumkan

Wilma Rudolph lahir secara prematur pada tanggal 23 Juni 1940 di St Betlehem, Tennessee, dengan berat hanya 2 kg (Umumnya seorang bayi perempuan lahir dengan berat 4 sampai 6,7 kg). Tidak hanya itu, di saat masih kecil Wilma juga terjangkit polio, demam berdarah, dan pneumonia ganda.

Akibat polio yang dideritanya, Wilma kecil tidak bisa berjalan. Bahkan para dokter yang menanganinya pun mengatakan bahwa dia tidak akan bisa berjalan seumur hidupnya. Dokter boleh menyerah, tetapi keluarganya tidak.

Ia dilahirkan dalam keluarga yang sangat miskin. Ayahnya hanyalah penjaga palang pintu kereta api dan ibunya hanya seorang pembantu. Orangtua dan saudara-saudaranya tidak pernah berhenti, secara bergantian melakukan terapi pijat empat kali sehari kepada kaki Wilma. Hal tersebut ditunjukkan melalui perkataan Wilma yang cukup terkenal.

My doctors told me I would never walk again. My mother told me I would. I believed my mother.

(Para dokter memberitahuku bahwa aku tidak akan berjalan lagi. Ibuku memberitahu bahwa aku akan (berjalan lagi).  Aku percaya ibuku.)

Hingga akhirnya, keajaiban terjadi ketika Wilma berumur delapan tahun. Dia bisa berjalan meski harus menggunakan penjepit di kaki kirinya. Setelah beberapa waktu, dia melepaskan penjepit dan mulai menggunakan sepatu khusus. Di usianya yang menginjak 12 tahun, ibunya menemukan Wilma sedang bermain basket bersama saudara laki-laki tanpa menggunakan sepatu khusus, alias bertelanjang kaki!

Awal Mula Karier

Dalam tahun terakhirnya di SMA, seorang pelatih lari terkenal dari Universitas Negeri Tennessee, Ed Temple melihatnya saat ikut bertanding dalam turnamen basket. Ed Temple mendorongnya untuk mulai berlari dan dia berlari sangat baik, sehingga memenuhi syarat untuk mengikuti Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia.

Ia berhasil memenangkan medali perunggu dalam nomor lari 400 meter. Di tahun 1959, dia kembali memenuhi syarat untuk mengikuti Olimpiade 1960 di Roma, dan mencetak rekor dunia dengan menjadi pelari Amerika pertama yang memenangkan tiga medali sekaligus, yaitu dalam nomor 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. 

Di saat masih berusia 22 tahun, Wilma memutuskan untuk pensiun dini dan melanjutkan karier sebagai pelatih lari wanita di beberapa sekolah, serta proyek-proyek pemerintah bagi pengembangan atletik anak-anak Amerika. Hal ini membuatnya berpindah-pindah ke beberapa kota, seperti Chicago, Illinois, Indiana, Detroit, California.

dm-player

Di tahun 1981, Wilma mendirikan organisasi non-profit, Yayasan Wilma Rudolph yang bertujuan untuk melatih para atlet muda di Indianapolis. Di sini juga dia menjadi komentator olahraga untuk televisi ABC Sports selama Olimpiade Musim Panas 1984 yang diadakan di California. Di tahun 1992, Wilma menjabat sebagai wakil presiden di Rumah Sakit Baptis Nashville.

Kehidupan Pribadi

Kehidupan pribadinya tidak semulus perjalanan kariernya. Wilma hamil dan melahirkan seorang putri bernama Yolanda, di tahun 1958. Tiga tahun kemudian, Wilma menikah dengan seorang pelari dari Perguruan Tinggi North Carolina bernama William 'Willie' Ward. Pernikahannya tidak bertahan lama. Karena kurang dari dua tahun kemudian, Wilma bercerai dengan William tanpa adanya seorang anak.

Di tahun yang sama, Wilma menikah dengan Robert Elridge, kekasihnya saat SMA, di mana dia melahirkan Yolanda. Selain Yolanda, Wilma juga melahirkan anak perempuan lagi, Djuanna tahun 1964, dua anak laki-laki Robert Jr di tahun 1965 dan Xurry tahun 1971. Pernikahan ini pun berujung perceraian di tahun 1980. 

Kanker Otak Berujung Maut

Tidak lama setelah wafat ibunya, di Juli 1994, Wilma didiagnosis menderita kanker otak dan kanker tenggorokan. Setelah empat bulan perjuangannya melawan kanker, Wilma meninggal pada tanggal 12 November 1994 dalam usia 54 tahun di rumahnya di Brentwood, Nashville, Tennessee.

Ibadah pemakamannya diadakan di Edgefield Missionary Baptist Church di Clarksville, Tennessee. Sedangkan upacara pemakaman untuk menghormati jasa-jasanya dilaksanakan di Kean Hall, Universitas Negeri Tennesse pada tanggal 17 November 1994, yang dipenuhi dengan ribuan orang yang berkabung akan kematiannya, di sebelahnya dikibarkan bendera negara setengah tiang.

Wilma Rudolph wafat dengan meninggalkan 4 anak, 8 cucu, serta banyak sekali saudara kandung dan keponakan. 

Untuk menghormati jasa-jasanya, pada tahun 1997, gubernur Don Sundquist menetapkan hari kelahiran Wilma Rudolph, 23 Juni sebagai Wilma Rudolph Day di Tennessee. Informasi ini dikutip dari berbagai sumber, di antaranya wikipedia.org, archive.org, lkwdpl.org, gardenofpraise.com, olympic.org, dan biography.com.

Debora Hana Maria Rachelina Photo Verified Writer Debora Hana Maria Rachelina

Make your life more beautiful with always thankful to God for everything that you have ^^ My instagram @auwrbora

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya