Yeay, Hari Ini No Bra Day! Bukan Porno, Nih Tujuan Lepas BH

No Bra Day! Kontroversial namun mulia...

Tepat hari ini, 13 Oktober 2017, masyarakat di seluruh bagian dunia merayakan “No Bra Day” atau “Hari Tanpa Kutang”. Perayaan ini mulai gencar dilakukan melalui kampanye-kampanye lewat media sosial dengan berbagai postingan yang menggunakan tagar #Nobraday.

Bila kamu mencari postingan dengan tagar tersebut di media sosial terkenal seperti Instagram dan Twitter maka akan muncul berbagai foto wanita yang terlihat seakan-akan mempertunjukkan bagian payudaranya. Namun apakah hal itu dimaksudkan untuk pornografi?

Di Indonesia sendiri, bagian payudara merupakan hal yang bagian yang sensitif untuk disinggung dalam konsumsi publik dan dapat mengganggu keseimbangan moral serta nilai tradisional yang ada dalam masyarakat.

Bagaimana tida, hal itu terlihat setiap hari di sekitar kamu. Sebagai bukti sederhana coba perhatikan berbagai film yang ditayangkan di televisi nasional. Jika ada wanita dengan belahan dada yang terlalu rendah maka pasti akan disensor oleh pihak penyiaran Indonesia karena dianggap mengandur unsur pornografi.

dm-player

Sangat sensitif! Lalu apakah alasan “No Bra Day” masih dirayakan?

Nah, sebenarnya baru pada tahun 2011 perayaan ini menjadi sangat masif dan diikuti oleh banyak orang. Perayaan ini sendiri berasal dari Toronto, Canada di mana seorang ahli bedah plastik, Dr Mitchell Brown menginisiasi kegiatan bernama BRA (Breast Reconstruction Awareness) Day. Pada kegiatan itu, maka orang-orang yang mengalami gejala atau mengidap kanker payudara dapat mengajukan pertanyaan dan mendapat edukasi mengenai pentingnya operasi pengangkatan payudara (masektomi) dalam mencegah penyebaran kanker payudara.

Berawal dari gerakan tersebut, pada tahun 2014, BRA Day mulai dirayakan oleh sekitar 30 negara di seluruh dunia. Gerakan ini mengalami eskalasi besar-besaran pada tahun berikutnya melalui tagar #Nobraday di berbagai media sosial yang mengajak seluruh wanita di dunia untuk meluangkan satu hari setiap tanggal 13 Oktober untuk menanggalkan Bra-nya 24 jam dengan tujuan untuk menyebarkan edukasi dan kesadaran terhadap potensi terkena kanker payudara melalui pemakaian Bra terus menerus.

Selain itu, beberapa pihak juga mengaitkan perayaan “No Bra Day” ini sebagai wujud feminisme yang secara simbolis menunjukkan perlawanan terhadap ketidaksetaraan gender. Bahkan karena begitu besarnya gerakan ini, digunakan juga untuk menggalang dana di berbagai negara dengan bermacam kegiatan untuk membantu para korban kanker payudara.

Nah, jadi bukan porno ya, alasan ikut merayakan “No Bra Day” adalah alasan edukatif dengan menyadarkan para wanita bahaya menggunakan Bra terus-menerus dan alasan sosial untuk membantu para korban kanker payudara.

richardo silalahi Photo Writer richardo silalahi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya