Mathilda Dwi Lestari: Perempuan Indonesia Pertama yang akan Mendaki 7 Puncak Dunia

#AkuPerempuan Hilda akan mengibarkan Merah Putih di puncak atap dunia

Oleh Sandra Ratnasari

Sudah lebih dari 3 tahun, Mathilda Dwi Lestari, 23, yang akrab dipanggil Hilda, berusaha menyelesaikan misi menapaki tujuh puncak tertinggi dunia. Hilda, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, jurusan Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan menjadi salah satu pendaki yang bergabung di dalam misi The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala-Unpar (WISSEMU).

Ia akan mendaki puncak tertinggi dunia, Everest, akhir Maret 2018 ini. Bersama Fransiska Dimitri Inkiriwang (Deedee), 23, Hilda akan berusaha keras mengibarkan bendera Merah Putih di puncak atap dunia. 

Apa kata perempuan bertubuh mungil ini kepada IDN Times?

1. Ada rasa takut tapi juga ada rasa senang

Mathilda Dwi Lestari: Perempuan Indonesia Pertama yang akan Mendaki 7 Puncak Duniainstagram.com/ina7summits

Hilda dan Deedee melakukan persiapan fisik setiap hari. Mereka berlatih daya tahan tubuh (endurance), kekuatan fisik, dan juga mental dipandu oleh pelatih khusus. Persiapan mental dan fisik memang menjadi bagian yang paling menantang. 

“Kami akan melakukan pendakian selama 57 hari. Dari segi mental, kami harus selalu stabil, fokus, tenang, harus bisa membuat segala situasi jadi menyenangkan dan bisa mengatasi rasa bosan. Fisik juga harus selalu sehat dan fit selama durasi pendakian,” kata Hilda. 

“Everest adalah gunung tertinggi di dunia. Belum terbayang sama sekali bagaimana berada di ketinggian itu. Ada rasa takut sekaligus excited juga,” lanjutnya.

Baca juga: Hilda dan Deedee Butuh Dana untuk Menyelesaikan Misi 7 Puncak Dunia

2. Sejauh ini, Denali adalah gunung yang paling berkesan

Mathilda Dwi Lestari: Perempuan Indonesia Pertama yang akan Mendaki 7 Puncak Duniainstagram.com/ina7summits

Hilda dan Deedee telah berhasil mencapai 6 puncak tertinggi: Cartenz Pyramid (Papua, Indonesia), Vinson Massif (Antartika), Aconcagua (Argentina), Elbrus (Rusia), Denali (Alaska), dan Kilimanjaro (Afrika). Bagi mereka, pendakian yang paling berkesan adalah Denali, Alaska. 

dm-player

“Denali bikin jiper setiap hari, rasanya gak mau keluar tenda karena medannya yang menantang banget. Selain medannya banyak yang curam, di Denali kami harus melewati medan glacier," cerita Hilda.

Galcier itu merupakan lapisan es yang telah tertimbun selama ratusan bahkan ribuan tahun. Antara satu glacier dengan yang lain bisa tidak terhubung, ada rekahan di antara glacier-glacier tersebut. Rekahan itulah yang disebut crevasse. Di musim dingin, crevasse tersebut akan tertutup oleh lapisan salju yang turun, sehingga bisa lewati.

"Namun di perjalanan pulang, suhu mulai menghangat. Salju yang (tadinya) menutupi crevasse tersebut, mulai mencair. Crevasse-crevasse tersebut mulai kelihatan, dalamnya gak terlihat. Seram sekali. Kita ketemu banyak crevasse waktu jalan pulang. Jadi harus melangkah, atau melipir cari jalan lain kalau crevassenya kebuka lebar dan sulit untuk dilewati,” sambung Hilda.

3. Awalnya, niat Hilda sempat ditentang oleh keluarga

Mathilda Dwi Lestari: Perempuan Indonesia Pertama yang akan Mendaki 7 Puncak Duniainstagram.com/ina7summits

Menjadi anak pertama di keluarganya, Hilda harus bertanggung jawab juga kepada adik-adiknya. “Orangtua ingin saya hanya kuliah, lalu lulus dan segera bekerja. Tetapi saya tipe anak yang nekat. Saya tetap ikut kegiatan pencinta alam di kampus, Mahitala. Karena saya selalu suka berkegiatan di alam bebas. Kemudian ada kesempatan buat Seven Summits, kesempatan yang cuma sekali seumur hidup. Akhirnya, saya jelaskan semua ke orangtua, kenapa saya suka sama alam, bagaimana cara main Mahitala kalau ke alam bebas, safety procedure, dan lain-lain. Akhirnya mereka merestui, toh kegiatan yang dilakukan anaknya adalah kegiatan yang positif,” ungkap Hilda.

4. Ingin perempuan Indonesia menjadi pantang menyerah

Mathilda Dwi Lestari: Perempuan Indonesia Pertama yang akan Mendaki 7 Puncak Duniainstagram.com/ina7summits

Jika berhasil mencapai puncak Everest, Hilda dan Deedee akan menjadi perempuan Indonesia pertama yang menyelesaikan pendakian ke tujuh puncak dunia. Hilda mengatakan bahwa ia yakin perempuan punya kekuatan yang tidak terbatas. 

“Bermimpilah setinggi-tingginya untuk mewujudkan mimpi. Jangan mudah menyerah,” kata Hilda. 

Hilda yang masih kuliah, percaya akan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. “Tidak ada yang lebih mendominasi dalam kedudukan antara laki-laki dan perempuan. Semua bisa setara. Jika perempuannya punya prestasi, laki-laki harusnya turut berbangga dan mendukung, begitupun sebaliknya. Lagipula, setiap individu pasti punya kemampuan dan keahlian masing,” katanya.

Hilda berpesan agar generasi milenial terus berkarya dan meningkatkan kreativitas untuk Indonesia. Ingatlah untuk selalu bermimpi setinggi-tingginya.

Baca juga: Pertama di Indonesia, Dua Perempuan Ini Siap Mendaki Gunung Everest

Sandra Ratnasari adalah Editor-in-Chief Popmama.com–sebuah situs parenting untuk mama millennial

Topik:

Berita Terkini Lainnya