Cerita Unik Sang Pramugara Berpuasa di Udara

Inspirasi Ramadan IDN #Part23

Percaya gak, kalau bulan suci Ramadan gak cuma mendatangkan pahala saja tapi juga beragam cerita unik nan menarik bagi yang menjalankannya. Salah satunya seperti yang dialami oleh Riand Farisya, pramugara yang sudah hampir 4 tahun ini melintasi berbagai udara, baik di dalam maupun luar negeri.

Pemuda 29 tahun itu punya cerita menarik terkait kebiasaannya menjalankan Ramadan selama bertugas di atas awan. Penasaran bagaimana kisah pramugara kelahiran Padang, Sumatera Barat, ini menjalankan ibadahnya sembari bertugas melayani penumpang di ketinggian? Simak cerita lengkapnya di bawah ini. 

Riand pernah kebingungan pas jalani puasa pertama jadi pramugara maskapai luar negeri.

Cerita Unik Sang Pramugara Berpuasa di Udarainstagram.com/riandfrsy

Saat itu, Riand bertugas di maskapai luar negeri yang sedang terbang ke Jeddah, Arab Saudi. Perbedaan waktu matahari terbit dan tenggelam antar negara membuatnya bingung. Apalagi, ini menjadi pengalaman pertamanya puasa di atas ketinggian ribuan kaki dari daratan.

Lucu sih karena terbangnya antar negara dan benua, jadi bingung sendiri sama waktunya. Baru mulai sahur, eh mendadak sudah keliatan matahari. Perbedaan ini juga bisa bikin durasi puasa jadi lebih cepat atau lebih panjang.

Untungnya, hal itu tak mengurungkan niat Riand berpuasa hingga tuntas. Selama empat tahun menjalankan puasa dengan tugas  sebagai pramugara, Riand tak pernah membatalkan puasa di tengah jalan karena capek atau gak kuat karena kerjaan.

Hanya saja, ia terpaksa harus sering meninggalkan ibadah salat tarawih karena tugasnya. Sebab, maskapainya juga sering terbang pada malam hari. Ia pun harus bertugas melayani penumpang secara normal seperti biasa. Bila tak ada jadwal terbang malam, sebisa mungkin ia sempatkan untuk salat tarawih.

Baca Juga: Kisah Pengajar Muda di Pulau Perbatasan, Tegar Meski Jauh Keluarga

Riand: menjalankan puasa dengan bertugas sebagai pramugara itu sama saja dengan yang para pekerja lainnya.

Cerita Unik Sang Pramugara Berpuasa di Udarainstagram.com/riandfrsy
Halangan dan godaan selalu ada. Beruntungnya, lingkungan kerja Riand suportif. Ia juga sering digoda teman-teman untuk membatalkan puasa, sebagian lainnya membantu Riand "menguatkan iman" supaya tak tergoda. 

Kalau rintangan kayaknya juga gak beda ya. Kadang dari teman kerja, kadang dari penumpang yang gak puasatapi kami  harus servis makanan dan minuman. 

Riand melanjutkan, 

dm-player

Kerja jadi pramugara sebenarnya hampir sama dengan kerja di mana saja, banyak halangan tapi untungnya lingkungan kerja sih suportif banget. Kalau lagi puasa semua, ya bisa saling menyemangati. Tapi saya juga pernah jadi satu-satunya yang puasa di-flight, untungnya teman-teman juga ngerti dan maklum. Kalau mau makan di depan saya, mereka juga selalu excuse dulu. Kalau yang ngajak buat gak puasa juga ada, tapi mungkin mereka becanda aja dan Alhamdulilah gak pernah tergoda sih.

Gak dipungkiri, Riand pernah merasakan kangen dengan suasana puasa masa kecilnya.

Cerita Unik Sang Pramugara Berpuasa di Udarainstagram.com/riandfrsy

Tak dipungkiri, alumnus salah satu perguruan tinggi di Malang, Jawa Timur, itu sering merasa kangen dengan suasana Ramadan masa kecilnya. Terlebih saat tugas atau jadwal terbang sedang padat.

Sebenarnya paling dikangenin itu datang ke bazar atau pasar Ramadan sama orang tua dan adik-adik, dulu waktu kecil sering banget ke sana. Karena bisa puasa penuh, orang tua selalu nurutin mau makan apa buat buka, pastinya dalam batas normal sih.

Suasana tinggal di rumah nenek juga tak kalah dirindukan. 

Ya, suka bantu-bantu nenek masak dan disuruh belanja ke warung buat beli bahan masakan. Pas itu juga disambi main kembang api. Waktu kecil dulu, habis tarawih pasti main kembang api di halaman rumah. Kangen banget deh!

Gak ada bedanya puasa di udara atapun di darat. Kalau sudah niat puasa, Insya Allah apa pun bisa terlalui.

Cerita Unik Sang Pramugara Berpuasa di Udarainstagram.com/riandfrsy

Pria kelahiran 26 September 1988 itu berkata, tak ada bedanya berpuasa di daratan ataupun di udara, apalagi sembari bertugas. Kalau niat berpuasanya kuat, kata Riand, godaan apapun bisa terlewati.

Dulu saya sempat berpikir kalo puasa pas terbang pasti capek banget. Soalnya kerja di darat aja berasa capeknya, tapi ternyata setelah dijalani tidak begitu. Semua aman-aman aja dan saya tetap bisa puasa walaupun kadang harus sahur di jalan menuju airport dan buka puasa sebelum penumpang boarding atau sesaat sebelum landing.

Kata dia, niat menjadi kunci yang paling penting.

Secapek-capeknya kerja, kalau niatnya ibadah, ya puasanya akan tetap lancar. Lagian menjalani puasa jadi pramugara itu banyak seru dan menariknya. Contohnya nih karena setiap hari harus night stop atau menginap di kota-kota yang berbeda jadi, menu buka puasa atau sahurnya bisa beragam, bisa nyobain takjil khas dari daerah-daerah tertentu. Seru, kan?!

Dari Riand kita semua bisa belajar satu hal sih, seberat apapun pekerjaan kita akan terasa mudah jika diniatkan ibadah walau harus berpuasa. Insya Allah semua akan lancar kalau kita menjalaninya dengan ikhlas. 

Baca Juga: Meski Banyak Teror, London Tetap Jadi "Rumah" Nyaman Bagi Muslim

Topik:

Berita Terkini Lainnya