Testimoni, 10 Pengalaman Anak Rantau Gagal Mudik

Inspirasi Ramadan IDN #Part28

Mudik adalah fenomena tahunan yang selalu jadi perbincangan hangat, terutama saat Lebaran Idul Fitri. Mulai dari tips mudik, update tentang jalur transportasi sampai kisah-kisah yang terjadi di dalamnya selalu menarik untuk dibahas karena hampir semua orang mengalaminya.

Ya, hampir semua mengalami dan gak semua menjalani mudik. Seperti halnya kisah 10 orang berikut yang gak mudik atau masih harus kerja di hari Lebaran, serta berbagi pada kita bagaimana mereka menggantikan momen mudik Lebaran itu. Mungkin kamu juga mengalami hal yang sama dengan mereka. Seperti apa sih kisahnya? Simak ya!

1. Berkumpul sesama WNI seminggu setelah Lebaran di Kota Lille, Perancis.

Testimoni, 10 Pengalaman Anak Rantau Gagal MudikBayu D. Wicaksono/IDN Times

"Sebenarnya sedih karena hari raya Idul Fitri bukan hari libur. Harus masuk seperti biasa. Untuk mengganti momen bersama keluarga tahun ini, rencananya mau ngerayain di akhir pekan pertama setelah Idul Fitri bersama para WNI di kota tempatku tinggal, Kota Lille, Perancis. Momen yang paling kutunggu itu bertemu keluarga, makan bersama dan bercerita mengenai apa saja yang terjadi selama gak bertemu." Muhammad Khoirul Khakim Habibi, Ph.D., staf peneliti di Université d'Artois, Perancis.

2. Video call dengan keluarga di kampung halaman, biar sama-sama bahagia.

Testimoni, 10 Pengalaman Anak Rantau Gagal MudikBayu D. Wicaksono/IDN Times

"Berhubung gak bisa pulang ya via telepon/video aja menghubungi keluarga besar yang sedang kumpul, kangen-kangenan. Kalo kegiatan yang dilakukan buat ganti momen mudik, silaturahim ke teman di sini aja, soalnya saudara udah mudik semua.

Video call sama orang tua, soalnya ada si kecil yang sangat dinantikan pulang sama mbahnya. Seenggaknya mbahnya bisa lihat si kecil walau belum bisa ketemu. Yang paling penting, meski sedih karena gak bisa pulang, harus tetep kelihatan bahagia, karena kalo gak, yang di sana malah tambah sedih." Zaza Rosi Windradini, 27 tahun, 

3. Berusaha menikmati lengangnya Jakarta saat semua orang mudik. 

Testimoni, 10 Pengalaman Anak Rantau Gagal MudikBayu D. Wicaksono/IDN Times

"Kalo pas lagi gak mudik, momen paling nyenengin adalah Jakarta gak macet uhuy! Kereta lengang gara-gara orang mulai cuti. Hahaha. Terus kantor juga udah mulai lengang, aura bermalas-malasan mulai terasa. Sebagai pengganti gak mudik, paling ya telepon-telponan dan video call sama keluarga setelah sholat Ied.

Dengar rame-ramenya aja udah berasa mudik kok. Memang ngangenin makan ketupat sama keluarga karena kalau di sini makan ketupat berdua doang dengan suami. Mau silaturahmi kanan kiri pun sudah kosong rumahnya. Hal yang gak suka dari mudik itu waktu hunting tiket. Ya Allah sumpah bikin sport jantung terutama kalau kejar-kejaran pesawat." Anisa Lathifani, 27th, Credit Analyst kantor pusat BNI.

4. Tanggung jawab sebagai perawat rumah sakit dan saling support dari teman-teman bisa menghapus sedih.

Testimoni, 10 Pengalaman Anak Rantau Gagal MudikBayu D. Wicaksono/IDN Times

"Karena saya bekerja di bidang pelayanan, rasa tanggung jawab saya terhadap pekerjaan yang saya pilih bisa mengalahkan rasa sedih karena kehilangan waktu bersama keluarga. Saya yakin banyak orang-orang di luar sana yang senasib dengan saya. Jadi gak terlalu terbebani juga dengan kerja saat Lebaran. Pekerjaan saya juga dengan metode tim.

Ada beberapa teman satu shift yang bisa diajak ngobrol untuk mendistraksi. Sebagai ganti gak libur Lebaran, saya menggantinya dengan libur di hari lain. Lagipula bermaaf-maafan gak harus ketemu. Banyak cara meskipun gak bisa bertemu langsung saat Lebaran. Momen paling berharga waktu libur Lebaran itu sebenarnya keliling-keliling bareng keluarga untuk halal bihalal ke keluarga lain.

Bertemu dengan orang yang mungkin setahun sekali baru bisa kita temui dan maaf-maafan. Sementara yang saya hindari itu makanan enak, karena bisa menyebabkan naik berat badan." Arista Susanty, 27 tahun, perawat di salah satu rumah sakit BUMN.

5. Keliling kota atau di rumah saja bersama istri dan anak bisa mengesampingkan sedih karena gak mudik Lebaran.

Testimoni, 10 Pengalaman Anak Rantau Gagal MudikBayu D. Wicaksono/IDN Times

"Kalo lagi gak mudik, akhirnya kegiatan banyak dilakukan bersama istri dan anak-anak: keliling kota atau di rumah saja. Momen paling dirindukan sebenarnya berkumpul bersama keluarga besar terutama dengan saudara-saudara jauh yang jarang ketemu dan makan makanan khas daerah asal, plus diskon-diskon di sana.

Yang paling gak suka di momen mudik sebenarnya ya macet-macetnya dan harga transport yang gila-gilaan. Apalagi kalau di Jakarta biasanya banyak toko-toko yang tutup karena ditinggal yang punya mudik." Itqan Archia, 27 tahun, staff divisi kendali usaha di salah satu perusahaan inspeksi teknik.

dm-player

Baca Jaga: Meski Banyak Teror, London Tetap Jadi "Rumah" Nyaman Bagi Muslim

6. Biar teman yang muslim yang mudik, saya mudiknya pas Natal saja. Gantian, gitu..

Testimoni, 10 Pengalaman Anak Rantau Gagal MudikBayu D. Wicaksono/IDN Times

"Dari jaman koas gak pernah mudik Lebaran karena pasti bertugas jaga gantikan teman-teman yang muslim dan memang merayakan Lebaran. Aslinya sedih sih kangen rumah, kangen kumpul keluarga karena keluarga besar ibu mayoritas muslim. Biasanya kalo beruntung ya bisa pulang pas Natal dan Tahun Baru.

Tapi kadang ya tetap aja gak bisa pulang. Jadi kadang dipaksa bolos atau cuti potong gaji sewaktu natal. Waktu Lebaran yang paling dikangenin itu pas lagi kumpul sama keluarganya. Walaupun agak males kalo udah dikepoin soal jodoh." Benedicta Arum, 27 tahun, dokter di perusahaan farmasi dan 2 klinik swasta.

7. Berkumpul bersama teman-teman yang senasib (gak mudik) itu sudah bisa menyingkirkan galau.

Testimoni, 10 Pengalaman Anak Rantau Gagal MudikDokumentasi IDN Times

"Ya sebenarnya sedih gak bisa mudik, tapi ini sudah menjadi tanggung jawab karyawan.Mudiknya harus gantian. Kebetulan saya dapat yang bagian terakhir, tapi itu gak apa-apa. Nanti kalo pas hari H Lebaran kan bisa telepon keluarga di rumah.

Di saat gak mudik ya kerja seperti biasa, Nanti bisa ngobrol dan maaf-maafan sama teman kerja, teman outlet lain. Bisa berkumpul bersama sudah syukur karena rasanya seperti keluarga sendri. Momen paling saya rindukan ketemu saudara-saudara yang jauh. Biasanya kumpul semua penuh dengan canda tawa dalam satu keluarga besar." Mana Muntolik, 28 tahun, koki di Ndokee.

8. Semua akan indah pada waktunya. Sekarang sih masih kena piket Lebaran.

Testimoni, 10 Pengalaman Anak Rantau Gagal MudikBayu D. Wicaksono/IDN Times

"Kantor emang buka 24 jam dan 7 hari seminggu. Jadi pas Lebaran pun tetap harus ada yang masuk. Kebetulan dalam 3 tahun kena jadwal piket dan gak mudik. Jadi teleponan aja ke saudara-saudara karena gak bisa ketemu.

Paling kangen pas Lebaran bisa ngumpul dengan keluarga besar, karena emang setahun sekali aja bisa ketemu semua. Gak enak sih sebenarnya Lebaran di rantau: udah sepi, cari makan susah, dan simpati orang-orang malah semakin bikin sedih." Hisyam Abdillah, 27 tahun, pegawai di Bea Cukai Tanjung Priok.

9. Bekerja di saat Lebaran bisa terbayarkan bertemu keluarga setelah peak season.

Testimoni, 10 Pengalaman Anak Rantau Gagal MudikBayu D. Wicaksono/IDN Times

"Lebaran ini aku gak mudik karena barusan nempatin rumah baru dan pengen mengenal lingkungan lebih dekat. Rencana sih nanti waktu Lebaran ini di rumah aja masak. Setelah salat Ied, keliling rumah tetangga untuk silaturahmi, bersih-bersih rumah, membaca buku, menonton TV dan jalan-jalan. Apa aja deh yang bisa dikerjain yang penting seneng dan bahagia.

Momen yang paling aku suka saat Lebaran adalah saat ketemu dan becanda bareng keluarga dan kawan lama. Karena merantau, otomatis jarang ketemu keluarga dan kawan lama. Tapi momen ini harus dibayar dengan tiket yang lumayan menguras kantong, jadi untuk beberapa minggu ke depan harus mengetatkan "ikat pinggang". Hehehe.

Tapi momen silahturahmi juga kadang bikin bete karena ada semacam pertanyaan mengarah ke bully yang memang jawabannya harus dipersiapkan jauh-jauh hari agar tidak ter-bully dan pastinya mental baja (kalo ternyata tetap ter-bully). Hehehe. Terlepas dari itu semua, Lebaran selalu punya cerita disetiap pertemuannya." Farah Widyan Hazmi, 27 tahun, cabin maintenance planner di GMF Aeroasia.

10. Hanya perlu fokus pada pekerjaan dan semua kegiatan yang membuat bahagia.

Testimoni, 10 Pengalaman Anak Rantau Gagal MudikDokumentasi IDN Times

"Saya gak mudik karena kedapatan pas saat saya kerja. Saya hanya perlu fokus pada pekerjaan dan melakukan semua yang buat saya bahagia. Jadi walau gak kumpul bersama keluarga dan teman-teman di rumah saat hari Lebaran, saya tetap bisa semangat." Rudy Hartanto, 20 tahun, koki di salah satu rumah makan.

Mereka dengan senang hati berbagi kisah gak mudik mereka dan bagaimana mereka menggantikan momennya. Kisah yang mana yang paling sesuai dengan yang kamu alami? Atau kamu juga punya kisah gak mudik atau harus kerja di hari Lebaran yang bisa kamu bagi dengan pembaca lainnya? Share di kolom komentar ya! Tetap sabar dan semangat, karena semua bisa menjadi momen terbaik jika kamu berusaha mencari cara menikmatinya seperti mereka!

Baca Juga: Cerita Unik Sang Pramugara Berpuasa di Udara

Topik:

Berita Terkini Lainnya